Program GSIH dikebut, Menkomdigi: tidak perlu menunggu lama

Mendukung kemandirian ekonomi digital dan memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan global.

author photo
A- A+
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menghadiri dalam acara Indonesia Digital Nation (IDN) 2025 di Ganara Art Space, fX Sudirman | dok: @komdigi

Kementerian Komunikasi dan Digital resmi meluncurkan Garuda Spark Innovation Hub (GSIH) di Jakarta, Kamis (2/10/2025), sebagai langkah cepat untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem startup nasional dan menyiapkan jutaan talenta digital Indonesia. 

Program ini menargetkan empat juta penerima manfaat, terdiri dari dua juta talenta digital dan dua juta technopreneur, dengan tahapan berkesinambungan mulai dari peluncuran, aktivasi, hingga jejaring global. 

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa GSIH tidak akan berjalan lambat, melainkan langsung bergerak cepat untuk mendukung kemandirian ekonomi digital dan memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan global. Inisiatif ini diharapkan mempercepat pertumbuhan ekosistem startup Indonesia agar bisa bersaing di tingkat global.

"Kita menargetkan empat juta penerima manfaat, dua juta talenta digital, dan dua juta technopreneur hanya dari innovation hub ini saja. Program lain juga ada di bawah Pak Boni, Kepala BPSDM, untuk peningkatan literasi digital dan talenta digital," beber Meutya dalam acara Indonesia Digital Nation (IDN) 2025 di Ganara Art Space, fX Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (02/10/2025).

Lanjut Meutya, GSIH akan menjadi kekuatan untuk mendorong percepatan digitalisasi dalam mewujudkan keadilan dan kemandirian ekonomi di Indonesia. Garuda Spark Innovation Hub dibangun dalam beberapa tahapan yang saling berkesinambungan, mulai dari peluncuran, aktivasi, pembentukan jejaring di tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga terhubung dengan ekosistem digital global.

"Hari ini kita melakukan launching, kemudian langsung aktivasi, tidak perlu menunggu lama," tuturnya.

Meutya mencontohkan GSIH Bandung yang baru saja diresmikan pada Sabtu (27/09/2025) lalu sudah bergerak cepat dengan mengadakan berbagai kegiatan yang mempertemukan para pelaku industri startup dengan para mentor yang kompeten.

"Untuk Bandung yang baru kita luncurkan beberapa hari lalu, list pembicaranya sudah cukup banyak, artinya memang banyak orang-orang yang ingin melatih, melakukan sharing kepada orang-orang yang tepat," tandasnya.

Setelah fase aktivasi, program GSIH akan diperluas melalui pembentukan jejaring di tingkat kabupaten/kota yang kemudian berkembang ke tingkat provinsi.

Dalam satu hingga dua tahun mendatang, GSIH ditargetkan dapat menghubungkan ekosistem startup nasional dengan dunia internasional.

"Dalam satu sampai dua tahun ke depan kita akan menghubungkan GSIH dengan ekosistem digital global," tegasnya.

Meutya meminta para pelaku startup memiliki sikap optimistis dalam menghadapi tantangan global di tengah dinamika industri teknologi.

"Kita tahu ada istilah winter is coming untuk industri teknologi, tetapi kita tidak boleh merasa lemah dengan ucapan tersebut. Kita yakin potensi Indonesia sangat besar dan tentu ekosistem digital kita akan bangkit," tegas Meutya.

Garuda Spark Innovation Hub segera dibuka di Medan.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menghadiri Kuliah Perdana di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Terpisah, sebelumnya Meutya Hafid mengungkap bahwa Sumatera Utara dipilih untuk program GSIH selanjutnya setelah Bandung dan Jakarta karena memiliki ekosistem industri kreatif yang berkembang pesat serta pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.

"Sumatera Utara punya kreativitas tinggi dan ekonomi yang tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional. Kehadiran Hub ini akan menjadi ruang belajar sekaligus ruang kreasi anak muda Medan," ungkap Meutya dalam Kuliah Perdana di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Senin (29/9/2025).

Melalui Garuda Spark Innovation Hub, mahasiswa dan generasi muda Medan akan mendapat akses literasi digital, pelatihan keterampilan, hingga kesempatan berkolaborasi dengan industri dan pemerintah. Menkomdigi mencontohkan, Sumatera Utara kerap mengirimkan perwakilan dalam kompetisi nasional bidang kreativitas.

"Bakatnya sudah ada, tinggal kita sediakan wadah agar mereka bisa berkembang. Kita ingin Gen Z tidak hanya jadi pengguna teknologi, tapi penggerak transformasi digital Indonesia," ujarnya.

Komdigi juga menggandeng sejumlah mitra global, seperti Microsoft dan Uni Emirat Arab, untuk menghadirkan program pelatihan talenta digital. Langkah ini sejalan dengan target pemerintah menyiapkan jutaan coder dan pengembang aplikasi di Indonesia.

"Gen Z adalah prosumer digital. Mereka jangan hanya konsumsi, tapi juga produksi. Kita juga mendorong penggunaan produk AI dalam negeri supaya bisa tumbuh setara dengan produk global," tambah Meutya.

Menkomdigi menutup pesannya dengan menekankan bahwa penguasaan kecerdasan artifisial harus tetap berpijak pada nilai kemanusiaan dan kearifan lokal.

"Kita harus jadi tuan di rumah sendiri, mengembangkan teknologi sesuai nilai-nilai bangsa, termasuk kearifan lokal Sumatera Utara yang sangat kaya dan beragam," tutupnya.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks