![]() |
| Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng bersama Menteri Keuangan AS Scott Bessent | dok: gov.cn |
Perundingan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat di Kuala Lumpur, Malaysia akhir pekan menghasilkan kemajuan berarti. Setelah dua hari pembahasan intensif, kedua negara sepakat membangun dasar baru untuk menangani sejumlah isu perdagangan yang selama ini menjadi sumber ketegangan. Pertemuan tersebut sebagai diplomatik yang jarang terjadi di tengah rivalitas ekonomi yang masih kuat di antara dua kekuatan global itu.
Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng menegaskan, hubungan ekonomi dan perdagangan antara kedua negara pada dasarnya bersifat saling menguntungkan. Menurutnya, baik Tiongkok maupun Amerika Serikat akan diuntungkan jika bekerja sama secara konstruktif, dan sebaliknya akan sama-sama merugi bila terjebak dalam konfrontasi. Ia menyampaikan hal itu usai bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer di ibu kota Malaysia.
"Hakikat hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS adalah saling menguntungkan dan menghasilkan hasil yang saling menguntungkan, dan kedua negara mendapatkan keuntungan dari kerja sama dan rugi dari konfrontasi," kata Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng setelah bertemu di Kuala Lumpur dari Sabtu hingga Minggu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, seperti dilansir topik.id, Minggu (26/10/2025).
Diskusi kedua delegasi berlangsung dengan mengacu pada konsensus penting yang telah dicapai para pemimpin kedua negara melalui percakapan telepon awal tahun ini. Dalam pembahasan yang disebut jujur dan konstruktif, kedua belah pihak menyoroti sejumlah topik krusial, termasuk tindakan Pasal 301 AS terhadap sektor maritim dan manufaktur Tiongkok, penangguhan tarif timbal balik, kontrol ekspor, serta perdagangan produk pertanian dan zat fentanil.
Kedua negara sepakat untuk menyusun rincian teknis lebih lanjut dan menempuh proses persetujuan domestik di masing-masing pihak. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan agar kesepakatan yang dicapai dapat diimplementasikan secara efektif dan memberi dampak nyata terhadap stabilitas hubungan perdagangan bilateral, yang selama ini kerap terganggu oleh kebijakan tarif dan sanksi timbal balik.
He Lifeng menilai, menjaga arah hubungan dagang yang stabil tidak hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga berdampak langsung terhadap kepercayaan ekonomi global. Ia menyerukan agar Tiongkok dan AS tetap menjunjung prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan melakukan dialog yang setara dalam menangani perbedaan ekonomi dan perdagangan.
"Mengenai perbedaan dan gesekan ekonomi dan perdagangan, kedua belah pihak harus menjunjung tinggi prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan bekerja sama yang saling menguntungkan, melakukan dialog dan konsultasi secara setara, serta menemukan cara untuk mengatasi kekhawatiran masing-masing dengan tepat," ungkapnya.
Ia juga menekankan perlunya upaya bersama untuk menjaga hasil positif yang telah dicapai dari serangkaian konsultasi tahun ini. He mendesak Washington untuk melangkah searah dengan Beijing dalam memperkuat rasa saling percaya, memperluas kerja sama yang saling menguntungkan, serta meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan ke tingkat yang lebih tinggi.
Delegasi AS dalam pertemuan tersebut menyebut bahwa hubungan ekonomi dan perdagangan AS–Tiongkok merupakan hubungan bilateral paling berpengaruh di dunia. Washington menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Tiongkok berdasarkan prinsip kesetaraan dan rasa hormat.
Kedua negara juga berkomitmen memanfaatkan mekanisme konsultasi ekonomi yang ada guna menjaga komunikasi yang erat dan mendorong pertumbuhan hubungan perdagangan yang sehat, stabil, dan berkelanjutan demi kemakmuran global.
"Kedua belah pihak sepakat bahwa, di bawah arahan strategis kedua kepala negara, mereka akan memanfaatkan sepenuhnya mekanisme konsultasi ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS, menjaga komunikasi yang erat mengenai berbagai masalah di bidang ekonomi dan perdagangan, dan mendorong perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan yang sehat, stabil, dan berkelanjutan untuk memberi manfaat bagi kedua bangsa dan berkontribusi pada kemakmuran global," jelasnya.
