![]() |
| Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping | cover: topik.id |
Kementerian Perdagangan Tiongkok melaporkan hasil konkret dari pembicaraan ekonomi dan perdagangan antara delegasi Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang digelar di Kuala Lumpur. Pertemuan itu sebagai babak baru menuju stabilisasi hubungan ekonomi dua negara setelah bertahun-tahun dilanda ketegangan tarif dan pembatasan teknologi.
Dalam kesepakatan terbaru, Washington akan membatalkan apa yang disebut 'tarif fentanil' sebesar 10 persen dan menangguhkan tarif timbal balik sebesar 24 persen terhadap berbagai produk asal Tiongkok, termasuk dari Hong Kong dan Makau, selama satu tahun tambahan.
Sebagai respons, Beijing juga akan melakukan penyesuaian terhadap langkah balasan yang sebelumnya diberlakukan pada produk-produk AS. Kedua pihak sepakat memperluas pengecualian tarif tertentu untuk menjaga kelancaran perdagangan.
"Pihak AS akan membatalkan apa yang disebut tarif fentanil sebesar 10 persen dan menangguhkan, selama satu tahun tambahan, tarif timbal balik sebesar 24 persen yang dikenakan pada barang-barang Tiongkok, termasuk barang-barang dari Daerah Administratif Khusus Hong Kong dan Daerah Administratif Khusus Makau, menurut juru bicara kementerian," tulis dalam laporan Pemerintah China, seperti dilansir Kamis (30/10/2025).
Selain itu, Amerika Serikat sepakat menunda selama satu tahun penerapan aturan ekspor baru yang diumumkan pada 29 September lalu. Aturan tersebut sebelumnya memperluas cakupan “daftar entitas” sehingga dapat memblokir perusahaan yang memiliki keterkaitan kepemilikan dengan entitas terlarang. Sebagai timbal balik, Tiongkok juga akan menangguhkan kebijakan pengendalian ekspor yang diumumkan pada 9 Oktober, sambil mengevaluasi dan memperbarui rancangan kebijakan terkait.
Kesepakatan ini juga mencakup langkah-langkah untuk meredakan ketegangan di sektor maritim dan logistik. Amerika Serikat akan menangguhkan penerapan investigasi Pasal 301 yang menargetkan industri maritim, logistik, dan galangan kapal Tiongkok selama satu tahun. Beijing pun akan melakukan hal serupa terhadap tindakan balasan yang telah disiapkannya, mengikuti langkah Washington.
"Pihak AS akan menangguhkan penerapan langkah-langkah berdasarkan investigasi Pasal 301 yang menargetkan industri maritim, logistik, dan galangan kapal Tiongkok selama satu tahun. Sebagai tanggapan, Tiongkok juga akan menangguhkan penerapan langkah-langkah balasannya terhadap pihak AS selama satu tahun setelah penangguhan AS berlaku," ungkapnya dalam laporan itu.
Kedua negara tidak hanya membahas tarif dan teknologi, tetapi juga memperluas kerja sama dalam isu lain yang menjadi perhatian bersama. Di antaranya adalah kolaborasi penanganan narkoba sintetis seperti fentanil, peningkatan perdagangan produk pertanian, serta penyelesaian kasus individu yang melibatkan perusahaan-perusahaan dari kedua negara.
Dalam laporan itu juga, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebut bahwa hasil dari pertemuan ini turut menegaskan komitmen kedua pihak untuk menindaklanjuti kesepakatan ekonomi yang sebelumnya dibahas di Madrid.
Amerika Serikat dikabarkan menunjukkan sikap positif terhadap investasi dan kerja sama teknologi tinggi, sementara Tiongkok berjanji untuk menyelesaikan isu terkait aplikasi TikTok dengan baik melalui jalur diplomasi.
Tiongkok berharap hasil ini dapat diterapkan secara konsisten untuk memberikan kepastian dan stabilitas, tidak hanya bagi hubungan dagang bilateral, tetapi juga bagi perekonomian global yang tengah menghadapi tekanan geopolitik.
"Mencatat bahwa hasil tersebut merupakan hasil yang sulit dicapai, juru bicara itu mengatakan Tiongkok berharap dapat bekerja sama dengan pihak AS untuk bersama-sama memastikan penerapan hasil tersebut, dan menyuntikkan lebih banyak kepastian dan stabilitas ke dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral serta ekonomi dunia," tutup dalam laporan tersebut.
