![]() |
| CEO OpenAI Sam Altman | cover: topik.id |
CEO OpenAI Sam Altman mengungkapkan bahwa perusahaan kini tengah menghadapi fase baru dalam pengembangan teknologi generatif video Sora. Dalam sebuah pernyataan, ia mengakui bahwa OpenAI harus menghasilkan uang untuk pembuatan video, seiring meningkatnya penggunaan platform dan kebutuhan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem kreatif yang melibatkan pengguna serta pemegang hak cipta.
Altman menyebut, sejak peluncuran Sora, pihaknya telah belajar dengan cepat dari cara pengguna memanfaatkan teknologi tersebut. OpenAI menerima banyak masukan dari berbagai pihak, mulai dari kreator individu, pemegang hak cipta, hingga kelompok industri kreatif yang menaruh perhatian besar pada dampak sosial dan ekonomi dari video AI. Menurutnya, fase pasca-peluncuran justru menjadi momen penting untuk memahami dinamika nyata penggunaan dan konsekuensinya di lapangan.
"Kami telah mempelajari dengan cepat bagaimana orang-orang menggunakan Sora dan menerima masukan dari pengguna, pemegang hak cipta, dan kelompok lain yang berkepentingan. Tentu saja kami menghabiskan banyak waktu untuk membahas hal ini sebelum peluncuran, tetapi sekarang setelah produk ini dirilis, kami dapat melakukan lebih dari sekadar berteori," tulis Altman dalam sebuah postingan di blog personalnya, seperti dilansir Senin (3/11/2025).
Sebagai tindak lanjut, OpenAI akan menerapkan dua perubahan besar dalam kebijakan Sora. Pertama, perusahaan akan memberi pemegang hak cipta kontrol yang lebih terperinci atas penggunaan karakter mereka. Sistem ini mirip dengan model “opt-in” untuk kemiripan wajah, namun dengan pengaturan tambahan agar kreator dapat menentukan sejauh mana karakter mereka boleh dimanfaatkan dalam video AI, termasuk opsi untuk menolak penggunaan sepenuhnya.
Altman menambahkan, banyak pemegang hak cipta justru antusias dengan munculnya fenomena baru yang ia sebut sebagai “fanfiction interaktif.” Ia menilai, interaksi kreatif antara penggemar dan karya aslinya berpotensi menciptakan nilai baru bagi dunia hiburan. Namun di sisi lain, OpenAI ingin menjaga agar proses tersebut tetap adil dan konsisten bagi semua pihak dengan menetapkan standar yang jelas serta memberikan kebebasan kepada pemilik karya untuk memilih pendekatan yang paling sesuai.
"Kami berasumsi bahwa setiap orang akan mencoba pendekatan yang sangat berbeda dan akan menemukan pendekatan yang paling cocok untuk mereka. Namun, kami ingin menerapkan standar yang sama untuk semua orang, dan membiarkan pemegang hak cipta memutuskan bagaimana melanjutkannya (tujuan kami tentu saja adalah membuatnya begitu menarik sehingga banyak orang ingin melakukannya," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Altman juga memberikan apresiasi khusus kepada industri kreatif Jepang. Ia menyebut, pihaknya sangat terkesan dengan betapa dalamnya hubungan antara pengguna dan konten Jepang. Menurutnya, komunitas kreatif di Jepang menunjukkan integrasi yang kuat antara budaya, teknologi, dan ekspresi artistik—sesuatu yang ingin dihormati dan dijadikan inspirasi dalam pengembangan fitur baru Sora.
Perubahan kedua yang disampaikan OpenAI berkaitan langsung dengan monetisasi. Altman mengakui bahwa pengguna menghasilkan lebih banyak konten daripada yang diperkirakan sebelumnya, termasuk video-video yang dibuat untuk audiens kecil namun memakan sumber daya besar.
Lanjutnya, untuk itu OpenAI berencana membangun model bisnis berbasis bagi hasil, di mana sebagian pendapatan akan dibagikan kepada pemegang hak cipta yang mengizinkan penggunaan karakter mereka dalam video yang dibuat oleh pengguna lain.
Menurut Altman, model ini masih akan melalui beberapa tahap uji coba untuk menemukan formula terbaik. Ia berharap pendekatan baru ini tidak hanya memberikan kompensasi finansial, tetapi juga membuka bentuk keterlibatan baru yang lebih bernilai antara kreator, pengguna, dan teknologi.
"Kami harus menghasilkan uang untuk pembuatan video. Orang-orang menghasilkan jauh lebih banyak daripada yang kami harapkan per pengguna, dan banyak video dibuat untuk audiens yang sangat kecil. Kami akan mencoba berbagi sebagian dari pendapatan ini dengan pemegang hak cipta yang ingin karakter mereka dibuat oleh pengguna," jelasnya.
.webp)