![]() |
| Salah satu tersangka yang diamankan berdasarkan tangkapan layar dari video Kementerian Dalam Negeri Rusia | dok: IrinaVolk_MVD |
Kepolisian Rusia berhasil membongkar kelompok hacker, peretas yang membuat dan menyebarkan virus berbahaya bernama Medusa. Operasi gabungan antara Departemen Investigasi Kriminal Kementerian Dalam Negeri dan aparat kepolisian wilayah Astrakhan berhasil menangkap tiga pemuda ahli teknologi informasi yang diduga menjadi otak di balik malware tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, kelompok ini telah beroperasi selama dua tahun terakhir, menggunakan forum bawah tanah di internet untuk memperjualbelikan Medusa. Program ini tidak hanya berfungsi mencuri data login dan informasi dompet kripto, tapi mampu menyalin berbagai data penting dari sistem komputer korban tanpa terdeteksi.
"Kelompok peretas yang menciptakan virus 'Medusa' yang terkenal kejam telah ditangkap oleh satuan Departemen Investigasi Kriminal Kementerian Dalam Negeri Rusia, bersama dengan petugas kepolisian dari wilayah Astrakhan. Tiga spesialis TI muda diduga telah membuat, menggunakan, dan mendistribusikan program komputer berbahaya," keterangan tertulis juru bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia Irina Volk dalam sebuah pernyataan resminya, seperti dilansir topik.id, Sabtu (1/11/2025).
Aparat menemukan bahwa pada Mei tahun ini, kelompok tersebut berhasil menembus sistem keamanan sebuah institusi di wilayah Astrakhan. Mereka kemudian menyalin data kepemilikan yang dilindungi undang-undang dan memindahkannya ke server yang mereka kendalikan. Keberhasilan itu menjadi petunjuk penting bagi penyidik dalam melacak jejak digital para pelaku.
Kasus ini kini ditangani oleh penyidik dari Departemen Investigasi Kementerian Dalam Negeri Rusia untuk wilayah Astrakhan. Mereka membuka perkara berdasarkan Pasal 273 ayat 2 KUHP Rusia, yang mengatur tindak pidana pembuatan dan penyebaran perangkat lunak berbahaya. Dalam proses penangkapan di Moskow dan sekitarnya, polisi juga menyita sejumlah komputer, telepon, kartu bank, dan alat komunikasi lainnya.
Tidak berhenti di situ, penyidik menemukan indikasi bahwa kelompok ini turut menciptakan varian malware lain yang lebih canggih. Program baru tersebut diduga mampu menonaktifkan sistem keamanan komputer dan membentuk botnet—jaringan perangkat terinfeksi yang dapat dimanfaatkan untuk melancarkan serangan siber berskala besar.
"Seorang penyidik dari Departemen Investigasi Kementerian Dalam Negeri Rusia untuk Wilayah Astrakhan membuka kasus pidana berdasarkan Bagian 2 Pasal 273 KUHP Rusia. Polisi, dengan dukungan petugas Garda Nasional, menahan para tersangka di Moskow dan Wilayah Moskow. Peralatan komputer, perangkat komunikasi, kartu bank, dan barang bukti lainnya disita selama penggeledahan," ungkapnya.
Penangkapan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah Rusia dalam memperketat pengawasan terhadap aktivitas siber domestik, terutama di tengah meningkatnya kasus kejahatan digital lintas negara. Aparat menegaskan bahwa kerja sama antara lembaga penegak hukum dan satuan keamanan nasional akan terus ditingkatkan untuk menekan peredaran malware buatan lokal.
Ketiga tersangka kini ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut, sementara pihak berwenang masih menelusuri kemungkinan adanya jaringan lebih luas di balik operasi ini. Penyelidik menyebut bahwa identifikasi para kaki tangan dan pelaku lain sedang dilakukan, dengan harapan dapat mengungkap seluruh struktur kelompok peretas Medusa yang sempat menimbulkan keresahan di dunia maya.
"Berdasarkan kegiatan operasional dan investigasi, terungkap bahwa para tahanan juga mengembangkan dan mendistribusikan jenis malware lain. Jenis malware ini dirancang untuk melumpuhkan sistem keamanan komputer dan menciptakan botnet, jaringan komputer terinfeksi yang digunakan untuk serangan siber berskala besar. Tiga terdakwa telah ditahan. Semua kaki tangan dan elemen dalam aktivitas ilegal tersebut sedang diidentifikasi," tutupnya.
