![]() |
| Lengan robot otomatis penuh yang bekerja di sebuah perusahaan di kawasan industri Ding'an Taling di Ding'an, Provinsi Hainan, Tiongkok | dok: gov.cn |
Tiongkok memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama dalam transformasi industri berbasis teknologi dengan meluncurkan rencana besar untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) ke sektor manufaktur dengan dukungan ribuan perusahaan AI.
Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), sebagai regulator industri utama negara tersebut, mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah menyiapkan strategi nasional 'AI plus manufaktur' untuk memperdalam pemanfaatan teknologi cerdas dalam memperkuat daya saing ekonomi industri yang tumbuh pesat.
Rencana ini pertama kali diungkapkan oleh Menteri MIIT Li Lecheng, arah strategis pemerintah Tiongkok dalam mempercepat integrasi teknologi dengan proses produksi nasional. Ia menegaskan bahwa AI bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan komponen fundamental dalam membangun industri yang efisien, tangguh, dan berorientasi masa depan.
Li Lecheng merincikan bahwa pemerintah akan menetapkan kerangka kebijakan komprehensif untuk memperluas penerapan AI di berbagai lini industri. Kerangka tersebut mencakup pedoman implementasi mendetail untuk program 'AI + Manufaktur', termasuk panduan transformasi cerdas bagi sektor-sektor strategis dan proses produksi kritis.
Dengan demikian, setiap perusahaan manufaktur akan memiliki rambu-rambu teknis yang jelas dalam menerapkan solusi AI yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan produksinya.
"Kebijakan ini akan secara khusus membahas persyaratan transformasi cerdas untuk industri-industri utama, proses produksi kritis, dan sektor-sektor strategis, dilengkapi dengan panduan penerapan AI yang dirancang khusus untuk perusahaan manufaktur," tulis Li dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Selasa (4/11/2025).
Selain kebijakan, kekuatan industri AI Tiongkok saat ini juga menjadi penopang utama dalam transformasi ini. Menurut Li, ekosistem AI nasional telah menunjukkan momentum pertumbuhan yang luar biasa, dengan tingkat inovasi dan pengembangan teknologi yang pesat. Hal ini memperkuat posisi Tiongkok di kancah global, menjadikannya salah satu pemain paling berpengaruh dalam adopsi dan pengembangan AI di sektor industri.
Data terbaru dari Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi Tiongkok menunjukkan bahwa skala industri inti AI negara tersebut akan menembus angka 900 miliar yuan atau sekitar 126 miliar dolar AS pada tahun 2024. Pertumbuhan ini didukung oleh lebih dari 5.000 perusahaan AI aktif, termasuk lebih dari 400 perusahaan 'raksasa kecil', istilah yang digunakan untuk menggambarkan usaha kecil dan menengah inovatif dengan spesialisasi tinggi dalam teknologi canggih.
"Skala industri inti AI Tiongkok diproyeksikan melampaui 900 miliar yuan ($126 miliar) pada tahun 2024. Didukung oleh lebih dari 5.000 perusahaan AI dan lebih dari 400 perusahaan "raksasa kecil" AI tingkat nasional, usaha kecil dan menengah yang terspesialisasi dan inovatif diakui kecanggihan teknologinya," ungkapnya.
Untuk memastikan implementasi berjalan efektif, Li mengusulkan enam strategi utama guna mempercepat industrialisasi berbasis AI. Fokusnya mencakup percepatan riset dan pengembangan teknologi inti, pendalaman integrasi AI dalam manufaktur, penguatan daya saing perusahaan AI domestik, serta penciptaan lingkungan industri yang kondusif bagi inovasi.
Selain itu, strategi ini juga menekankan pentingnya tata kelola keamanan yang kuat dan perluasan kerja sama internasional untuk memperkaya ekosistem AI nasional.
"Integrasi model bahasa AI berskala besar dengan peralatan manufaktur canggih, termasuk kendaraan energi baru yang terhubung cerdas dan peralatan mesin, merupakan area fokus utama lainnya. Selain itu, Kementerian akan mempercepat pengembangan agen AI di seluruh siklus hidupnya, mulai dari desain dan pengembangan hingga pengujian dan penerapan, sambil mengeksplorasi potensi ekosistem kolaboratif multi-agen," jelasnya.
