Mahasiswa STEI ITB borong penghargaan global di NASA Space Apps 2025

Kompetisi seperti NASA Space Apps menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing di tingkat internasional.

author photo
A- A+
Mahasiswa STEI ITB borong penghargaan global di NASA Space Apps 2025
Thalita Zahra Sutejo (Siste dan Teknologi Informasi 2022) bersama tiga rekannya, yaitu Attara Majesta Ayub (Teknik Informatika 2022), Jason Fernando (Teknik Informatika 2022), dan Daryl John Sayangbati (Teknik Mesin 2022), mereka mengembangkan proyek bernama AIM-X (Asteroid Impact Simulation and Mitigation eXperience) | dok: stei.itb.ac.id

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung (ITB) ITB pada ajang internasional bergengsi NASA International Space Apps Challenge 2025. 

Mahasiswa STEI ITB berhasil meraih tiga kategori penghargaan sekaligus, yakni Best Pitch NASA International Space Apps Challenge 2025 Jakarta, Global Nominee and Local Winner, serta Best Use of Data Nominee. Capaian ini menempatkan ITB sebagai salah satu kampus dengan inovasi teknologi paling menonjol dalam kompetisi global tersebut.

NASA International Space Apps Challenge merupakan hackathon global yang diselenggarakan oleh NASA bekerja sama dengan berbagai lembaga antariksa serta institusi pendidikan di seluruh dunia. 

Kompetisi ini menantang peserta untuk merancang solusi berbasis sains, data, dan teknologi terhadap isu-isu kritis yang berkaitan dengan bumi, luar angkasa, serta keberlanjutan planet. Ribuan peserta dari berbagai negara turut ambil bagian, menjadikan kompetisi ini salah satu tantangan inovasi ilmiah terbesar di dunia.

Dalam edisi 2025, tim mahasiswa ITB terdiri dari Thalita Zahra Sutejo (Sistem dan Teknologi Informasi 2022), Attara Majesta Ayub (Teknik Informatika 2022), Jason Fernando (Teknik Informatika 2022), dan Daryl John Sayangbati (Teknik Mesin 2022). Mereka mengembangkan sebuah proyek inovatif bernama AIM-X (Asteroid Impact Simulation and Mitigation eXperience), yaitu platform simulasi interaktif yang memungkinkan pengguna untuk menganalisis dan memprediksi dampak tumbukan asteroid berdasarkan data ilmiah yang bersumber langsung dari NASA.

"Melalui AIM-X, pengguna dapat mensimulasikan berbagai skenario tumbukan berdasarkan parameter fisik asteroid seperti kecepatan, sudut tumbukan, dan jarak orbit minimum. Sistem ini juga menghitung efek lanjutan seperti ukuran kawah, gelombang kejut, tsunami, hingga aktivitas seismik," ungkap Thalita dalam keterangan resminya, seperti dilansir topik.id, Sabtu (15/11/2025).

Lanjutnya, AIM-X dirancang untuk mensimulasikan berbagai skenario tumbukan asteroid dengan menggunakan parameter fisik seperti kecepatan, sudut masuk, serta jarak orbit minimum. Sistem tersebut juga mampu menghitung efek lanjutan yang mungkin terjadi, termasuk ukuran kawah, gelombang kejut, tsunami, hingga aktivitas seismik. 

Menurut Thalita, kemampuan AIM-X untuk menyajikan gambaran ilmiah yang realistis sekaligus tetap mudah dipahami pengguna menjadi salah satu keunggulan utama proyek ini.

Dalam proses pengembangannya, tim membagi tugas secara terstruktur mulai dari analisis data dan perhitungan fisika, perancangan antarmuka pengguna dan visualisasi 3D, hingga integrasi data NASA ke platform berbasis web. 

Salah satu tantangan terbesar adalah menggabungkan data ilmiah yang sangat kompleks dengan model fisika yang akurat dalam waktu kompetisi yang terbatas. Meski begitu, mereka berhasil menghasilkan simulasi yang stabil, informatif, dan konsisten secara ilmiah.

"Kami belajar pentingnya kolaborasi lintas disiplin dan bagaimana berpikir secara global dalam menghadapi isu ilmiah yang kompleks. Selain itu, kami juga belajar mengelola proyek dengan efisien dalam waktu singkat dan membuat keputusan berbasis data secara cepat," ungkapnya Thalita kembali.

Thalita mengungkapkan bahwa mengikuti kompetisi global ini memberikan pelajaran berharga bagi seluruh anggota tim. Mereka belajar pentingnya kolaborasi lintas disiplin, pengambilan keputusan berbasis data, serta bagaimana merancang solusi yang relevan secara global. Selain itu, ritme kerja intensif selama kompetisi mengajarkan mereka untuk mengelola waktu dan sumber daya secara efisien.

Lebih jauh, Thalita berharap pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa STEI ITB lainnya serta generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi dunia. 

Ia menekankan bahwa kompetisi seperti NASA Space Apps menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing di tingkat internasional. Prestasi ini sekaligus menjadi bukti bahwa inovasi dan kerja sama tim yang solid mampu membawa nama Indonesia bersinar di kancah global.

"Kompetisi seperti NASA Space Apps Challenge membuktikan bahwa dengan semangat belajar, kerja sama tim, dan keberanian mencoba hal baru, mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia. Kami ingin menunjukkan bahwa kemampuan yang dipelajari di kampus dapat diterapkan secara nyata untuk memecahkan masalah dunia," tutupnya.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks