![]() |
| Prabowo-Gibran | cover: topik.id |
Meta, induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling diuntungkan dalam lanskap demokrasi Indonesia. Platform ini menjadi ruang utama bagi partai politik dan politisi untuk menyalurkan pesan melalui iklan isu sosial, pemilu, dan politik.
Dari penelurusan topik.id, Kamis 13 November 2025, di laman resmi Galeri Iklan Meta, terungkap bahwa sejak Agustus 2020 hingga November 2025, total dana yang dibelanjakan pengiklan politik di Indonesia mencapai Rp 128,56 miliar.
Angka tersebut berasal dari 526.482 iklan yang tercatat di sistem Meta. Besarnya nominal ini menunjukkan seberapa dalam penetrasi politik ke dalam ruang digital yang selama ini dianggap sebagai ranah publik netral.
"Menyertakan iklan tentang isu sosial, pemilu, atau politik (sejak Agustus 2020), Jumlah total iklan di Galeri Iklan 526.482. Total dibelanjakan Rp 128.569.087.790," tulis Meta dalam laporan resminya dalam halaman Galeri Iklan tersebut, seperti dilansir topik.id, Kamis (13/11/2025).
Setiap iklan bertema politik di Meta diwajibkan mencantumkan penafian, identitas pihak yang membiayai iklan. Namun Meta juga mengakui bahwa sebagian iklan berjalan tanpa penafian.
Dalam kondisi seperti itu, Meta menandai dan menghapus iklan setelah dikategorikan sebagai konten politik. Hal ini menunjukkan masih adanya celah dalam pengawasan transparansi pendanaan iklan politik di media sosial.
![]() |
| iklan tentang isu sosial, pemilu, atau politik (sejak Agustus 2020), Jumlah total iklan di Galeri Iklan 526.482. Total dibelanjakan Rp 128.569.087.790 | dok: @meta |
"Jika sebuah iklan dijalankan tanpa adanya penafian, maka kolom ini akan menampilkan tulisan, 'Iklan ini dijalankan tanpa adanya penafian', Ini berarti bahwa setelah iklan mulai dijalankan, kami menetapkan bahwa iklan tersebut tentang isu sosial, pemilu, atau politik yang mewajibkan adanya label. Kami juga menghapus iklan tersebut," ungkap Meta di laman tersebut.
Meta juga menjelaskan bahwa perhitungan total pengeluaran mencakup iklan yang sudah dan belum difakturkan. Angka yang disajikan bersifat estimasi, terutama untuk iklan yang masih aktif. Laporan juga bisa berbeda dengan data di sistem internal karena Meta menyimpan semua versi iklan yang relevan. Artinya, setiap kali iklan diperbarui, versi sebelumnya tetap tercatat.
"Untuk transparansi penuh, kami melaporkan semua versi relevan dari iklan yang disimpan di sistem kami, yang berarti angka dalam laporan ini mungkin sedikit berbeda dari angka di Pengelola Iklan Meta," tulis Meta di laman itu.
Lantas, berepa biaya iklan isu sosial, pemilu, atau politik akun 'Prabowo Gibran'?
![]() |
| dok: @meta |
Melalui Galeri Iklan, publik dapat melihat siapa yang membiayai kampanye daring dan seberapa besar dana yang dikeluarkan. Transparansi ini menjadi bukti bahwa politik digital kini menjadi bagian permanen dari ekosistem demokrasi Indonesia.
Salah satu akun yang muncul dalam laporan adalah Media Center Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran. Akun ini memiliki dua identitas aktif di platform Meta, yaitu Facebook @prabowogibran2 dengan 177 ribu pengikut dan Instagram @prabowo.gibran2 dengan lebih dari 537 ribu pengikut.
Keduanya dikategorikan sebagai akun politikus yang aktif hingga sekarang menayangkan konten bertema politik, dan mendapatkan canteng biru verifikasi pihak Meta.
Meta mencatat bahwa akun tersebut membelanjakan Rp 29.263.580 untuk iklan bertema sosial, pemilu, atau politik dalam periode 4 Agustus 2020 hingga 10 November 2025. Dana ini dikeluarkan melalui akun iklan dengan penafian resmi atas nama Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran.
![]() |
| dok: @meta |
"Total jumlah yang dibelanjakan Rp 29.263.580. 4 Agu 2020 - 10 Nov 2025 in Indonesia. Estimasi jumlah total uang yang dibelanjakan pengiklan ini untuk iklan tentang isu sosial, pemilu, atau politik," tulis Meta.
Namun, akun resmi tersebut baru dibuat pada 13 November 2023, Meta merincikan bahwa semua penafian disimpan selama 7 tahun dalam pustaka iklan. Hal ini dimaksudkan agar publik bisa menelusuri sumber dana dan waktu tayang setiap iklan politik.
Dari sisi teknis, Meta menghitung jumlah iklan berdasarkan semua konten yang menjangkau pengguna di Indonesia. Setiap versi iklan, termasuk hasil edit atau penyesuaian target audiens, masuk dalam perhitungan total.
"Iklan tentang masalah sosial, pemilu, atau politik harus menyertakan penafian untuk memverifikasi siapa yang telah membayar iklan tersebut. Penafian tetap tercatat dengan iklan selama 7 tahun di Pustaka Iklan Meta," tulis Meta dalam tabel rincian iklan tersebut.


.webp)
