Pengguna Android atau iOS yang lebih tangguh tangkal SMS penipuan?

Para penipu kini menggunakan model AI generatif untuk membuat pesan, panggilan, dan situs palsu yang tampak autentik.

author photo
A- A+
cover | topik.id

Dalam setahun terakhir, penipuan seluler meningkat pesat dengan munculnya teknologi kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) yang disalahgunakan. Data global menunjukkan lebih dari $400 miliar dana dicuri akibat skema penipuan digital yang semakin canggih. 

Para penipu kini menggunakan model AI generatif untuk membuat pesan, panggilan, dan situs palsu yang tampak autentik, membuat banyak pengguna kesulitan membedakan mana yang asli dan mana yang jebakan digital.

"Dalam 12 bulan terakhir, penipu telah menggunakan perangkat AI canggih untuk menciptakan skema yang lebih meyakinkan, yang mengakibatkan pencurian dana lebih dari $400 miliar secara global," tulis Google dalam laporan yang terhubung ke data resmi Global Anti-Scam Alliance, seperti dilansir topik.id, Senin (3/11/2025).

Laporan itu merincikan, Google memanfaatkan teknologi AI-nya untuk menciptakan lapisan perlindungan proaktif yang mampu mendeteksi serta memblokir penipuan sebelum menjangkau pengguna. Setiap bulan, sistem keamanan Android berhasil menahan lebih dari 10 miliar panggilan dan pesan mencurigakan, menunjukkan skala besar ancaman dan efektivitas pertahanannya.

Selain itu, Google juga memperkuat sistem keamanan RCS (Rich Communication Services), format pesan modern yang banyak digunakan pengguna Android. Dalam satu bulan terakhir saja, sistem deteksi otomatis telah memblokir lebih dari 100 juta nomor mencurigakan dari akses ke layanan RCS. Upaya ini memastikan bahwa potensi penipuan dapat dihentikan sejak dini, sebelum pesan berbahaya terkirim ke perangkat pengguna.

"Selain itu, Google terus melakukan pemeriksaan keamanan untuk menjaga integritas layanan RCS. Dalam sebulan terakhir saja, proses berkelanjutan ini telah memblokir lebih dari 100 juta nomor mencurigakan agar tidak menggunakan RCS, menghentikan potensi penipuan bahkan sebelum terkirim," terang Google.

Hasil servei.

Pengguna Android atau iOS yang lebih tangguh tangkal SMS penipuan?
data: @google

Untuk memperjelas efektivitas perlindungan tersebut, Google menggandeng pengguna dan pakar keamanan independen guna menguji perbandingan antara Android dan iOS dalam menghadapi ancaman penipuan. 

Laporan ini juga menjabarkan bagaimana jaringan penipuan SMS modern beroperasi, termasuk cara mereka merancang pesan palsu yang meniru bank, e-commerce, hingga layanan publik.

Dalam survei bersama YouGov yang melibatkan 5.000 pengguna smartphone di Amerika Serikat, India, dan Brasil, ditemukan hasil menarik, pengguna Android menerima lebih sedikit pesan penipuan dibandingkan pengguna iOS. Mayoritas responden Android menyatakan lebih yakin terhadap kemampuan sistem mereka dalam menjaga keamanan komunikasi pribadi.

Data menunjukkan bahwa pengguna Android 58% lebih mungkin tidak menerima SMS penipuan dibandingkan pengguna iOS dalam seminggu terakhir. Keunggulan ini meningkat tajam di lini Google Pixel, di mana pengguna 96% lebih mungkin bebas dari pesan penipuan dibandingkan pengguna iPhone. Sebaliknya, pengguna iPhone tercatat 65% lebih sering menerima tiga atau lebih SMS penipuan dalam periode yang sama.

"Pengguna Android 58% lebih mungkin mengatakan tidak menerima SMS penipuan apa pun dalam seminggu sebelum survei dibandingkan pengguna iOS. Keunggulan ini bahkan lebih kuat pada pengguna Pixel, di mana pengguna 96% lebih mungkin melaporkan tidak ada SMS penipuan dibandingkan pengguna iPhone," ungkap Google kembali.

Selain dari sisi jumlah pesan mencurigakan, persepsi terhadap efektivitas keamanan juga berbeda. Pengguna Android 20% lebih sering menilai perlindungan penipuannya “sangat efektif”, sementara pengguna iPhone 150% lebih sering menyebut perlindungan perangkat mereka tidak efektif. 

"Saat membandingkan Pixel dengan iPhone, pengguna iPhone 150% lebih mungkin mengatakan perangkat mereka sama sekali tidak efektif dalam mencegah penipuan seluler," jelas Google dalam laporan itu.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks