![]() |
| CEO Microsoft, Satya Nadella | cover: topik.id |
Perkembangan kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) yang semakin pesat mendorong CEO Microsoft, Satya Nadella untuk menyampaikan pandangannya mengenai manfaat yang dapat dihasilkan dari gelombang dan menjamurnya teknologi AI.
Ia menekankan bahwa pertanyaan utama bukan sekadar apakah AI membawa peluang ekonomi, melainkan bagaimana memberdayakan setiap perusahaan agar mampu membangun kapabilitas AI mereka sendiri. Menurutnya, perusahaan harus memperkuat nilai internal dan bukan sekadar memindahkan nilai tersebut ke raksasa teknologi yang menguasai ekosistem.
Dalam refleksinya, ia mengutip pandangan klasik Bill Gates, sebuah platform dianggap berhasil ketika nilai ekonomi yang dihasilkan oleh penggunanya jauh lebih besar daripada nilai perusahaan yang menciptakan platform tersebut.
Prinsip 'future of positive-sum' inilah yang menurutnya harus menjadi fondasi perkembangan AI modern, bahwa teknologi seharusnya menciptakan keuntungan bersama, bukan sekadar memperebutkan porsi nilai yang sudah ada.
"Bill pernah berkata bahwa sebuah platform adalah ketika nilai ekonomi setiap orang yang menggunakannya melebihi nilai perusahaan yang menciptakannya. Itulah esensi dari masa depan dengan jumlah positif," tulis Satya Nadella di akun X personalnya, seperti dinukil topik.id, Minggu (16/11/2025).
Ia mencontohkan kemitraan Microsoft dan OpenAI sebagai model kolaborasi positif. Investasi Microsoft memungkinkan OpenAI berkembang pesat, sementara inovasi OpenAI mempercepat kemampuan Microsoft memajukan teknologi frontier.
Kolaborasi tiga arah antara Microsoft, OpenAI, dan Nvidia dalam membangun tiga generasi superkomputer AI disebutnya sebagai bukti paling nyata bahwa sinergi dapat menciptakan lompatan besar bagi seluruh industri.
Microsoft juga menunjukkan peran strategisnya dalam memperluas ekosistem AI melalui integrasi AMD ke dalam armada inferensi model GPT. Langkah ini tidak hanya memperkaya pilihan hardware, tetapi juga mendorong AMD mempercepat optimasi tumpukan perangkat lunak AI mereka sendiri.
Seluruh infrastruktur AI yang dibangun bersama berbagai mitra kini sedang disiapkan untuk mendukung semua perusahaan, mulai dari startup hingga korporasi global, dalam melakukan pelatihan dan inferensi model mereka sendiri.
"Kami juga melakukan pekerjaan untuk membawa AMD ke dalam armada yang melakukan inferensi model GPT, yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan kecepatan pada tumpukan perangkat lunak mereka sendiri untuk AI. Dan sekarang semua infrastruktur ini akan ditingkatkan skalanya untuk mendukung setiap perusahaan rintisan hingga perusahaan besar yang melakukan pelatihan hingga inferensi mereka sendiri," ungkapnya.
Mendefinisikan ulang skala industri.
![]() |
| CEO Microsoft, Satya Nadella | cover: topik.id |
Dalam bidang pengembangan perangkat lunak, AI juga menciptakan kategori baru yang diprediksi menjadi salah satu pasar terbesar di industri teknologi. CEO Microsoft mencontohkan bagaimana dulunya pendapatan Visual Studio bahkan tak pernah menjadi sorotan analis.
Namun kini, alat pengodean berbasis AI seperti GitHub Copilot menjadi pusat perhatian dan mendefinisikan ulang skala industri, menciptakan 'kue' peluang yang '10 kali lebih besar' dibanding kategori sebelumnya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa keberhasilan AI tidak boleh diukur dari valuasi perusahaan teknologi semata. Indikator sesungguhnya adalah ketika berbagai sektor industri dan masyarakat luas merasakan dampak langsung, ketika farmasi mampu mengembangkan terapi dalam satu tahun, ketika produsen dapat merombak rantai pasokan dalam semalam, ketika guru mempersonalisasi pembelajaran, hingga ketika petani mampu mencegah gagal panen melalui prediksi AI.
CEO berdarah Asia paling berpengaruh itu juga mengajak seluruh pelaku industri untuk meninggalkan pola pikir zero-sum dan membangun kapabilitas AI secara mandiri, tidak sekadar menggantungkan diri pada perusahaan teknologi besar. Gelombang internet sebelumnya telah meninggalkan jejak positif sekaligus kerugian pada beberapa sektor seperti media lokal.
Kali ini, katanya, dunia memiliki kesempatan untuk memastikan distribusi manfaat AI secara lebih merata, dengan pilihan dan kendali yang lebih terdesentralisasi. Ia menutup dengan optimisme bahwa gelombang teknologi baru ini memberi kesempatan untuk bermimpi lebih besar dan bahwa setiap perusahaan harus memainkan perannya dalam membentuk masa depan yang inklusif.
"Pada akhirnya, gelombang teknologi baru ini memberi kita kesempatan untuk bermimpi lebih besar dan menetapkan ambisi yang lebih tinggi untuk apa yang dapat kita capai bersama. Kita semua perlu memainkan peran kita!" tutupnya.

