![]() |
| Kantor Otoritas Moneter Singapura, 10 Shenton Way MAS Building, Singapore, 079117, SG | dok: mas.gov.sg |
Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengumumkan keberhasilan uji coba langsung (live trial) penggunaan mata uang digital bank sentral skala besar (wholesale CBDC) untuk penyelesaian transaksi pinjaman antarbank semalam.
Uji coba tersebut dilakukan melalui Jaringan Uji Dolar Singapura (SGD Testnet), yang dirancang untuk menguji dan mengembangkan infrastruktur pembayaran digital berbasis teknologi buku besar bersama (shared ledger).
SGD Testnet menjadi sistem utama dalam upaya Singapura mempercepat adopsi sistem keuangan digital berbasis blockchain. Dalam uji coba ini, tiga bank besar—DBS, OCBC, dan UOB—ikut serta sebagai lembaga keuangan peserta.
Transaksi yang dilakukan menggunakan wholesale CBDC Singapura dicatat langsung dalam sistem pembukuan resmi masing-masing bank serta dilaporkan ke otoritas pengawas, menandai penerapan nyata CBDC dalam ekosistem perbankan nasional.
"SGD Testnet merupakan infrastruktur buku besar bersama (shared ledger) yang bersifat operasional dan memungkinkan lembaga keuangan (FIs) menguji proses penyelesaian aset keuangan yang telah ditokenisasi menggunakan wholesale CBDC." tulis MAS dalam siaran persnya yang diterima topik.id, Kamis (13/11/2025).
MAS menjelaskan bahwa infrastruktur SGD Testnet memiliki tiga fungsi utama bagi lembaga keuangan. Pertama, sebagai aset penyelesaian bersama (Common Settlement Asset) yang memungkinkan penerbitan, transfer, dan penebusan dolar Singapura digital untuk penyelesaian transaksi aset yang telah ditokenisasi, guna mengurangi risiko penyelesaian dan fragmentasi pasar antarbank.
Kedua, melalui fitur programmability, sistem memungkinkan pengaturan logika bersyarat dalam kontrak antarbank, sehingga transaksi dapat dieksekusi otomatis secara real-time berdasarkan kondisi yang telah ditentukan. Mekanisme ini meningkatkan efisiensi operasional serta kepastian pelaksanaan kontrak keuangan.
Fitur ketiga adalah multi-asset, yang memungkinkan penyelesaian simultan antara komponen kas dan surat berharga dalam satu transaksi. Dengan cara ini, risiko penyelesaian akibat perbedaan waktu atau sistem dapat dihapus sepenuhnya karena kedua aset diselesaikan secara bersamaan dalam jaringan yang sama.
"Mendukung penyelesaian atomik antara komponen kas dan surat berharga dalam suatu transaksi, menghilangkan risiko penyelesaian yang muncul ketika kas dan surat berharga diselesaikan pada waktu atau sistem yang berbeda," ungkap dalam siaran pers itu.
Penggunaan wholesale CBDC ini tidak sama dengan mata uang kripto publik. Sistem ini memanfaatkan teknologi blockchain sebagai infrastruktur pencatatan digital. Setiap transaksi terekam permanen, dapat diaudit, dan bebas dari manipulasi pihak luar, menjadikannya solusi efisien bagi transaksi antar lembaga keuangan besar.
Ke depan, MAS berencana memperluas inisiatif ini dengan penerbitan Surat Berharga MAS (MAS Bills) dalam bentuk token digital kepada Dealer Utama (Primary Dealers), yang akan diselesaikan menggunakan CBDC. Tahap lanjutan proyek ini dijadwalkan pada tahun 2026.
"MAS akan melanjutkan uji coba penyelesaian CBDC ini dengan rencana ke depan untuk menerbitkan Surat Berharga MAS (MAS Bills) dalam bentuk token kepada Dealer Utama (Primary Dealers), yang akan diselesaikan menggunakan CBDC. Rincian lebih lanjut mengenai uji coba lanjutan ini akan diumumkan pada tahun 2026," tutup dalam siaran pers MAS.
