![]() |
| Robot humanoid yang sedang beraksi di Zona Robot Layanan selama Pameran Impor dan Ekspor Tiongkok (Canton Fair) ke-138 di Guangzhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan | dok: gov.cn |
Tiongkok mengungkapkan bahwa sains dan teknologi adalah motor utama pertumbuhan ekonominya. Pernyataan ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, di Beijing, dalam pernyataan persnya.
Menanggapi pertanyaan media, Tiongkok sebagai sorotan global terkait transformasi modernisasi dari “pabrik dunia” menjadi “laboratorium dunia”. Ia menekankan bahwa inovasi kini menjadi inti pembangunan sosial-ekonomi negara tersebut.
Lin mengungkap bahwa kata inovasi disebut hingga 61 kali dalam rekomendasi penyusunan Rencana Lima Tahun ke-15, menegaskan fokus besar pemerintah pada pengembangan teknologi. Ia menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir Tiongkok terus menghasilkan terobosan ilmiah yang membuat peringkatnya dalam Indeks Inovasi Global naik dari posisi 34 pada 2012 menjadi peringkat 10 pada 2025. Kenaikan ini, kata Lin, mencerminkan ekosistem riset yang semakin kuat.
"Inovasi memang telah menjadi kata kunci dalam pembangunan ekonomi dan sosial Tiongkok," kata Lin dalam pernyataan resminya, seperti dilansir topik.id, Minggu (7/12/2025).
Menurut Lin, Tiongkok secara konsisten menjadikan sains dan teknologi sebagai kekuatan produksi utama. Dengan reformasi sistemik, pemanfaatan pasar dan talenta, serta dominasi sektor swasta dalam inovasi, negara tersebut berhasil membangun siklus kemajuan yang saling menguatkan antara teknologi dan industri.
Lin menegaskan bahwa jalur yang ditempuh Tiongkok adalah model di mana inovasi sains-teknologi mendorong inovasi industri, sementara peningkatan industri turut mempercepat evolusi teknologi. Pendekatan saling menguatkan ini disebutnya sebagai fondasi kemajuan ekonomi Tiongkok selama dekade terakhir.
"Selama bertahun-tahun, Tiongkok telah menjadikan sains dan teknologi sebagai kekuatan produksi utamanya," ujar Lin,
Meski persaingan global dalam inovasi tidak terhindarkan, Tiongkok menegaskan bahwa inovasi bukan tentang memenangkan kompetisi. Lin menyebut inovasi Tiongkok bersifat terbuka dan berorientasi pada hasil saling menguntungkan. Ia menekankan bahwa negara itu tidak ingin menutup diri, tetapi justru mendorong kolaborasi internasional.
"Tiongkok telah merintis jalan sukses di mana inovasi sains-teknologi mempelopori inovasi industri dan peningkatan industri mendorong evolusi sains-teknologi, dan menjadikan inovasi sebagai kekuatan pendorong mendasar bagi perekonomian Tiongkok," tambah Lin.
Sebagai bukti, Tiongkok telah membuka berbagai proyek teknologi besar untuk partisipasi global. Proyek kerja sama pertama di Stasiun Luar Angkasa Tiongkok melibatkan 23 institusi dari 17 negara. Teleskop FAST menerima aplikasi observasi dari ilmuwan seluruh dunia.
Tiongkok juga memprakarsai Organisasi Kerja Sama AI Dunia dan meluncurkan Inisiatif AI+ untuk kolaborasi global. Model AI sumber terbuka DeepSeek menjadi contoh lain keterbukaan tersebut.
Tiongkok, kata Lin, siap mempromosikan pemberdayaan bersama dan pembangunan global melalui keterbukaan dan kerja sama. Dengan membagikan hasil inovasi kepada seluruh umat manusia, negara tersebut berharap teknologi dapat membawa manfaat seluas mungkin.
"China bersedia untuk mempromosikan pemberdayaan bersama dan pembangunan bersama melalui keterbukaan dan kerja sama, serta memberikan lebih banyak hasil inovasi kepada seluruh umat manusia," tutup juru bicara tersebut.
.png.webp)