iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Geger! dua bos teknologi Tiongkok dituduh penipuan saham di AS

Departemen Kehakiman AS menegaskan bahwa pihaknya berhasil menyita aset hampir 10 juta dolar dari rekening para konspirator.

author photo
A- A+
Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Virginia | @justice.gov
Skandal keuangan besar kembali mencuat di Amerika Serikat (AS) setelah Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan terhadap dua tokoh utama perusahaan teknologi publik asal Tiongkok. Lai Kui Sen, Co-CEO Ostin Technology Group (OST), dan Yan Zhao, penasihat keuangan yang dikenal dengan beberapa alias, dituduh mendalangi skema penipuan sekuritas senilai lebih dari 100 juta dolar AS. Dakwaan ini dibuka di Distrik Timur Virginia, memperlihatkan bagaimana para terdakwa diduga memanfaatkan saham OST untuk menjebak investor ritel Amerika.

Menurut dokumen pengadilan, skema tersebut berlangsung antara April hingga Juni 2025, ketika para konspirator mencuri saham OST dalam transaksi sekuritas yang tidak sah. Mereka kemudian menjual saham tersebut di tengah kampanye media sosial terkoordinasi yang bertujuan mendongkrak harga OST secara artifisial. Hasil kejahatan diperkirakan mencapai lebih dari 110 juta dolar, sementara investor yang tertipu menderita kerugian besar ketika nilai pasar OST anjlok drastis.

Departemen Kehakiman menegaskan bahwa pihaknya berhasil menyita aset hampir 10 juta dolar dari rekening para konspirator. Pelaksana Tugas Asisten Jaksa Agung, Matthew R. Galeotti, menyebut bahwa aksi para terdakwa adalah bentuk "pump and dump predatoris" yang secara khusus menargetkan investor ritel Amerika. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk menindak cepat pelaku kejahatan lintas negara yang berusaha mengeksploitasi pasar AS.
"Para terdakwa menargetkan investor ritel Amerika melalui skema pump and dump yang predatoris untuk memanfaatkan inflasi artifisial harga saham OST. Dakwaan hari ini menunjukkan fokus Divisi Kriminal untuk secara agresif melindungi warga Amerika dari aktor asing yang berusaha mengeksploitasi pasar AS. Melalui kerja keras para jaksa dan mitra penegak hukum kami, kami akan terus bertindak cepat untuk menyita hasil kejahatan ini dan mengurangi kerugian bagi para korban," tegas Pelaksana Tugas Asisten Jaksa Agung Matthew R. Galeotti dari Divisi Kriminal Departemen Kehakiman dalam pernyataan resminya, dilansir Sabtu (13/9/2025).
Sementara itu, Jaksa Agung AS untuk Distrik Timur Virginia, Erik S. Siebert, juga menekankan bahwa perlindungan integritas pasar keuangan merupakan prioritas utama. Ia mengingatkan bahwa siapa pun yang mencoba meraup keuntungan dengan cara ilegal akan dituntut secara agresif. Selain itu, Departemen Kehakiman kini memiliki program whistleblower untuk mendorong pelaporan dini terhadap pelanggaran hukum.

"Melindungi integritas pasar keuangan kita tetap menjadi prioritas utama. Siapa pun yang mengambil keuntungan dari investor Amerika dengan melanggar hukum akan dituntut secara agresif. Departemen Kehakiman telah membentuk program whistleblower untuk mendorong perusahaan dan individu agar memberikan informasi tepat waktu terkait pelanggaran dan perilaku kriminal. Kegagalan untuk melakukannya akan menimbulkan konsekuensi serius." tegas Jaksa Agung AS Erik S. Siebert untuk Distrik Timur Virginia.

FBI pun ikut angkat bicara melalui Asisten Direktur Divisi Investigasi Kriminal, Jose A. Perez. Menurutnya, penipuan sekuritas oleh aktor asing bukan hanya merugikan investor, tetapi juga mencederai praktik investasi yang adil di Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa FBI akan terus bekerja sama dengan mitra penegak hukum untuk menyeret pelaku ke pengadilan.

"Penipuan sekuritas oleh aktor asing tidak hanya mengeksploitasi praktik investasi yang adil, tetapi juga menipu investor Amerika dan merugikan pasar AS,. Dakwaan hari ini menunjukkan komitmen berkelanjutan FBI, bersama mitra kami, untuk memerangi kejahatan keuangan dan membawa para pelaku ke pengadilan." kata Asisten Direktur Jose A. Perez dari Divisi Investigasi Kriminal FBI.

Sementara itu, Inspektur Jenderal SEC, Kevin Muhlendorf, menyatakan pihaknya akan terus memantau laporan palsu yang masuk ke lembaga regulator tersebut. Menurutnya, pengawasan menyeluruh sangat penting untuk melindungi investor, menjaga pasar global, serta memastikan integritas operasional SEC.

Detail dakwaan menunjukkan bahwa Sen, Zhao, dan konspirator lain memperoleh puluhan juta saham OST melalui dua transaksi sekuritas ilegal. Dalam salah satunya, lebih dari 70 juta saham OST diberikan tanpa pembayaran sepeser pun. Pada hari yang sama ketika tranche pertama saham didistribusikan, kampanye penipuan di media sosial dimulai, menyamarkan diri sebagai penasihat investasi untuk memicu gelombang pembelian.

Akibat aksi manipulatif ini, OST kehilangan lebih dari 950 juta dolar kapitalisasi pasar hanya dalam hitungan minggu—turun 94% dari nilainya. Jika terbukti bersalah, para terdakwa menghadapi hukuman maksimal hingga 25 tahun penjara. Proses hukum kini berjalan dengan dukungan penuh FBI, SEC-OIG, serta pengacara federal yang menangani kasus ini. Bagi korban yang merasa dirugikan, Departemen Kehakiman membuka akses informasi melalui situs resminya.

"Kantor Inspektur Jenderal SEC (SEC-OIG) akan terus menyelidiki individu yang mengajukan laporan palsu kepada SEC. Pengawasan investigasi yang komprehensif untuk melindungi investor, pasar global, dan integritas operasional program, sistem, dan operasi SEC merupakan prioritas utama bagi kantor kami." ujar Inspektur Jenderal Kevin Muhlendorf dari SEC.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks