iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Keras! Google tolak mentah-mentah bagikan data ke pesaing

Google menegaskan komitmennya untuk terus membangun produk inovatif yang disukai pengguna, meskipun menghadapi tantangan regulasi yang semakin ketat.

author photo
A- A+
Google Singapura | cover
Pengadilan Amerika Serikat (AS) terus memantau distribusi Google Search yang diajukan oleh Departemen Kehakiman. Kasus ini sudah berlangsung sejak tahun 2020 dan menjadi sorotan utama dalam perdebatan seputar persaingan di industri teknologi, antara regulasi pemerintah dan dominasi perusahaan teknologi raksasa seperti Google.

Wakil Presiden Urusan Regulasi Google, Lee-Anne Mulholland menekankan bahwa pengadilan mengakui adanya perubahan besar di industri berkat perkembangan kecerdasan buatan (AI). AI telah menghadirkan cara baru bagi orang untuk mencari informasi, sekaligus memperketat persaingan di pasar. Menurut Google, hal ini membuktikan bahwa pengguna kini memiliki lebih banyak pilihan layanan penelusuran daripada sebelumnya.

Namun, Google tetap menolak keputusan awal pengadilan pada Agustus 2024 yang menyatakan perusahaan bertanggung jawab atas praktik distribusinya. Perusahaan berpendapat bahwa persaingan di pasar mesin pencari sangat ketat dan pengguna dapat dengan mudah beralih ke layanan lain sesuai kebutuhan mereka. Google menilai keputusan tersebut kurang mencerminkan dinamika nyata yang terjadi di industri.
"Keputusan hari ini mengakui betapa besarnya perubahan industri ini berkat munculnya AI, yang memberi orang lebih banyak cara untuk menemukan informasi. Hal ini menggarisbawahi apa yang telah kami sampaikan sejak kasus ini diajukan pada tahun 2020: Persaingan sangat ketat dan orang-orang dapat dengan mudah memilih layanan yang mereka inginkan. Itulah sebabnya kami sangat tidak setuju dengan keputusan awal Pengadilan pada bulan Agustus 2024 tentang tanggung jawab," tegas Lee dalam pernyataan resminya di laman Google, dilansir Kamis (4/9/2025).
Dalam putusan terbarunya, pengadilan menetapkan batasan baru bagi Google dalam mendistribusikan layanannya. Selain itu, Google diwajibkan untuk membagikan data penelusuran dengan para pesaing. Kebijakan ini memicu kekhawatiran serius di internal Google, terutama terkait dengan dampaknya terhadap privasi pengguna. Google menilai, berbagi data penelusuran berpotensi menghadirkan risiko keamanan yang merugikan publik.

Meskipun demikian, pengadilan tidak melanjutkan opsi divestasi Chrome dan Android. Menurut pengadilan, langkah tersebut akan melewati ruang lingkup kasus yang hanya fokus pada distribusi penelusuran. Google menyambut baik keputusan ini dengan alasan bahwa divestasi akan merugikan konsumen dan mitra bisnis yang selama ini bergantung pada ekosistem produk mereka.

Google menegaskan komitmennya untuk terus membangun produk inovatif yang disukai pengguna, meskipun menghadapi tantangan regulasi yang semakin ketat. Perusahaan mengklaim bahwa fokus utamanya tetap pada pengalaman pengguna, bukan sekadar kepentingan bisnis. Hal ini menjadi pesan kunci Google dalam menghadapi dampak dari keputusan pengadilan yang sedang ditinjau secara menyeluruh.

"Kini, Pengadilan telah memberlakukan batasan terkait cara kami mendistribusikan layanan Google, dan akan mewajibkan kami untuk membagikan data Penelusuran dengan para pesaing. Kami khawatir tentang bagaimana persyaratan ini akan memengaruhi pengguna dan privasi mereka, dan kami sedang meninjau keputusan tersebut dengan saksama. Pengadilan menyadari bahwa divestasi Chrome dan Android akan melampaui fokus kasus pada distribusi penelusuran, dan akan merugikan konsumen serta mitra kami," ungkap Lee.

Kasus ini tidak hanya berimplikasi bagi Google, tapi bagi industri teknologi global. Regulasi yang semakin menekan perusahaan raksasa teknologi menandakan bahwa pemerintah berusaha menyeimbangkan persaingan dengan perlindungan konsumen. Bagaimana Google menavigasi keputusan ini akan menjadi preseden penting bagi masa depan distribusi layanan digital di seluruh dunia.

"Seperti biasa, kami terus fokus pada hal yang penting, membangun produk inovatif yang dipilih dan disukai orang," tutupnya.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks