![]() |
cover | topik.id |
Fenomena ini tidak lepas dari tren global, di mana AI dianggap sebagai mesin produktivitas baru. Di Indonesia, antusiasme tersebut bahkan lebih terasa karena masyarakat cenderung cepat mengadopsi teknologi baru, khususnya di kalangan anak muda, pelajar, pekerja kreatif, hingga pelaku UMKM. Banyak yang menilai AI sebagai "asisten digital" yang dapat mempercepat pekerjaan sekaligus memperluas wawasan.
Lonjakan ketertarikan ini juga dipengaruhi oleh maraknya konten edukatif dan hiburan yang beredar di platform digital. Tutorial menggunakan ChatGPT untuk menulis, membuat kode, atau sekadar ide kreatif bertebaran di TikTok dan YouTube. Sementara itu, Google Gemini makin dikenal lewat integrasi langsung dengan ekosistem Google, membuatnya terasa dekat dengan aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia.
Tidak mengherankan jika kini muncul istilah “demam AI” di dunia maya Indonesia. Seolah menjadi bagian dari gaya hidup digital baru, warganet merasa penasaran sekaligus tergoda untuk menjajal kecanggihan mesin pintar yang mampu berkomunikasi secara alami, cepat, dan personal. Lantas seberapa populer ChatGPT dan Google Gemini di Indonesia?
Popularitas AI melonjak di Indonesia.
Merujuk dari data pencarian Google Trends secara real-time, Senin (22/9/2025) selama tiga puluh hari, tingkat pencarian ChatGPT dan Google Gemini melonjak di posisi teratas berdasarkan subwilayah provinsi.
"Kueri yang mencatatkan peningkatan terbesar dalam hal frekuensi penelusuran sejak jangka waktu terakhir. Hasil yang diberi keterangan 'Pesat' mengalami peningkatan yang luar biasa," keterangan yang dihasilkan dari perbandingan pencarian, Senin (22/9/2025).
Berikut statistik pencarian ChatGPT dan Google Gemini di Indonesia per provinsi:
Di Indonesia, ChatGPT sudah lebih dulu populer karena kemampuannya membantu berbagai pekerjaan praktis, mulai dari menulis artikel, membuat naskah pidato, hingga menyusun rencana bisnis. Fleksibilitas ChatGPT menjadikannya favorit bagi pengguna yang mencari solusi cepat tanpa harus mempelajari perangkat lunak yang rumit.
Sementara Google Gemini, yang diluncurkan belakangan, cepat menyusul popularitas ChatGPT karena menawarkan integrasi lebih dalam dengan layanan Google. Gemini hadir langsung di Google Search, Gmail, dan Google Docs, sehingga pengguna tidak perlu berpindah aplikasi untuk merasakan kecerdasan AI. Hal ini memberi nilai tambah besar bagi masyarakat Indonesia yang sudah akrab dengan produk Google dalam aktivitas harian.
Perbedaan lainnya terletak pada pengalaman penggunaan. ChatGPT dinilai unggul sebagai platform eksploratif, di mana pengguna bebas bertanya apa saja dan mendapatkan jawaban yang fleksibel. Gemini, sebaliknya, dipandang lebih fungsional dan praktis karena dapat langsung membantu dalam konteks kerja dan produktivitas sehari-hari.
Kedua platform ini pun kerap dibandingkan di forum diskusi online Indonesia. Ada warganet yang mengandalkan ChatGPT untuk brainstorming ide, sementara yang lain lebih suka menggunakan Gemini untuk efisiensi di tempat kerja. Persaingan sehat ini justru memperkaya ekosistem penggunaan AI di tanah air.
Fitur ChatGPT paling populer.
Salah satu fitur ChatGPT yang paling digemari pengguna Indonesia adalah kemampuannya menghasilkan teks natural dalam berbagai format. Dari artikel jurnalistik, puisi, hingga skrip presentasi, ChatGPT mampu menyesuaikan gaya bahasa sesuai kebutuhan. Fleksibilitas inilah yang membuatnya dipakai oleh pelajar, dosen, penulis konten, hingga profesional bisnis.
Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah kemampuan menjawab pertanyaan dengan konteks luas. ChatGPT dapat memberikan penjelasan rinci tentang konsep akademis, membantu memecahkan soal matematika, bahkan menyederhanakan informasi kompleks agar lebih mudah dipahami. Hal ini membuat ChatGPT sering disebut sebagai “guru online” oleh kalangan pelajar.
ChatGPT juga populer karena keterampilan pemrogramannya. Banyak developer Indonesia memanfaatkannya untuk menulis kode, memperbaiki bug, atau sekadar belajar bahasa pemrograman baru. Fungsi ini dianggap mempercepat proses belajar dan meningkatkan produktivitas para penggiat teknologi.
Selain itu, integrasi ChatGPT dengan plugin dan API juga menarik perhatian, karena memungkinkan pengguna menghubungkan AI dengan berbagai aplikasi kerja. Meski belum semua fitur tersedia di Indonesia, warganet sudah sangat antusias membicarakan potensinya.
Fitur Google Gemini paling populer.
Google Gemini populer berkat fitur baru nano banana, alat edit gambar realistis serta integrasi langsung dengan layanan Google. Misalnya, pengguna bisa meminta Gemini meringkas email panjang di Gmail, memberikan ide cepat di Google Docs, atau menampilkan jawaban komprehensif langsung di Google Search. Fitur ini membuat Gemini terasa praktis karena hadir di aplikasi yang sudah akrab digunakan sehari-hari.
Keunggulan lain adalah kemampuan multimodalitas. Gemini tidak hanya memahami teks, tetapi juga dapat menganalisis gambar, grafik, dan bahkan data. Misalnya, pengguna dapat mengunggah foto produk untuk mendapatkan ide promosi atau menganalisis tabel keuangan tanpa perlu membuka aplikasi tambahan.
Bagi pengguna kreatif, Gemini juga berguna dalam pembuatan konten visual. Walau masih dalam tahap pengembangan, fitur ini memungkinkan generasi ide desain atau konsep gambar untuk presentasi dan materi pemasaran. Hal ini membuat Gemini semakin relevan bagi desainer, marketer, dan pelaku bisnis kecil.
Selain itu, Gemini dipuji karena kemampuan personalisasi. Dengan memanfaatkan data ekosistem Google, Gemini dapat memberikan rekomendasi lebih sesuai konteks, misalnya rute perjalanan berdasarkan kebiasaan pengguna atau saran aktivitas sesuai jadwal di Google Calendar. Hal ini membuat interaksi terasa lebih personal dan adaptif.
ChatGPT dan Google Gemini sama-sama hadir sebagai pionir yang mendekatkan teknologi AI ke kehidupan sehari-hari, baik untuk hiburan, pendidikan, maupun pekerjaan. Ke depan, tren ini diprediksi akan semakin kuat, mendorong lahirnya inovasi lokal yang memanfaatkan kecerdasan buatan demi menjawab kebutuhan khas masyarakat Indonesia, seperti Sahabat AI.