15 Kasus penipuan kripto guncang Singapura, akun dibobol

Modus yang digunakan para pelaku terbilang klasik namun tetap efektif.

author photo
A- A+
cover | topik.id

Kasus penipuan phishing yang menyamar sebagai platform mata uang kripto marak di Singapura. Kepolisian Singapura mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus baru ini, terutama karena para pelaku kini menargetkan pengguna layanan kripto dengan cara yang semakin canggih dan meyakinkan. 

Dalam laporan terbaru pihak Kepolisian Singapura, setidaknya 15 kasus telah teridentifikasi sejak 11 Oktober 2025, dengan total kerugian mencapai sekitar $51.000 Singapura.

"Sejak 11 Oktober 2025, setidaknya terdapat 15 kasus yang dilaporkan, dengan total kerugian setidaknya $51.000. Dalam kasus ini, korban akan menerima SMS, iMessage, atau email yang menginformasikan adanya login baru yang mencurigakan ke akun mata uang kripto mereka," tulis Kepolisian Singapura dalam laporan resminya, seperti dilansir Jumat (17/10/2025).

Modus yang digunakan para pelaku terbilang klasik namun tetap efektif, mereka menyebarkan pesan palsu melalui SMS, iMessage, maupun email dengan menyamar sebagai platform mata uang kripto ternama seperti Coinhako. Pesan tersebut biasanya berisi peringatan adanya aktivitas login mencurigakan di akun korban. Tujuannya jelas mendorong korban untuk segera bertindak tanpa berpikir panjang.

Halaman palsu.

Halaman palsu Coinhako | dok: police.gov.sg

Setelah korban menerima pesan tersebut, mereka akan diarahkan untuk meninjau aktivitas login yang disebut mencurigakan melalui tautan phishing yang disertakan. Tautan tersebut mengarahkan korban ke situs web tiruan yang sangat mirip dengan situs asli platform kripto. Di halaman palsu inilah korban diminta memasukkan detail login mereka, termasuk kunci dompet digital (wallet key), yang kemudian dicuri oleh pelaku.

Langkah berikutnya, korban akan diperdaya untuk “membatalkan penarikan” atau 'mengamankan akun', padahal tindakan tersebut justru memberi akses penuh kepada penipu untuk mengambil alih akun korban. Begitu informasi login dan kunci dompet didapatkan, pelaku segera mentransfer aset kripto keluar dari akun tanpa bisa dilacak kembali.

Korban baru menyadari bahwa mereka telah menjadi sasaran penipuan ketika menerima notifikasi resmi dari platform kripto tentang aktivitas login yang tidak sah atau penarikan dana yang tidak diotorisasi. Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan melengkapi aksinya dengan nomor kontak palsu yang tertera di pesan phishing. Ketika korban menghubungi nomor tersebut, penipu berpura-pura menjadi staf layanan pelanggan dan memandu langkah-langkah yang justru mempercepat pembobolan akun.

"Korban akan menyadari bahwa mereka telah ditipu ketika mereka menerima notifikasi email yang sah dari platform mata uang kripto tentang login yang tidak sah dan mata uang kripto mereka telah ditransfer keluar dari akun mereka. Korban juga dapat diminta untuk menghubungi nomor telepon yang diterima melalui SMS, dan penipu akan memandu korban hingga akun mata uang kripto mereka dibobol," ungkapnya.

Kepolisian Singapura menegaskan bahwa platform kripto resmi tidak pernah meminta pengguna untuk mengungkapkan detail login, kunci dompet, atau melakukan verifikasi melalui tautan yang dikirim via SMS dan email. Warga juga diimbau untuk tidak pernah mengklik tautan mencurigakan serta memastikan alamat situs yang dikunjungi benar-benar milik platform resmi.

Sebagai langkah pencegahan, kepolisian mengingatkan pengguna mata uang kripto untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA), memperbarui kata sandi secara berkala, serta memverifikasi setiap komunikasi langsung dengan pihak platform melalui saluran resmi. Masyarakat juga diminta segera melapor jika mendapati indikasi penipuan agar pelaku dapat segera dilacak dan ditindak sesuai hukum yang berlaku.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks