![]() |
| cover | topik.id |
Sepanjang tahun 2025, industri peramban web (browser) mengalami perubahan besar yang digerakkan oleh kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI). Jika dulu inovasi browser berfokus pada kecepatan dan keamanan, kini arah persaingan beralih ke kecerdasan kontekstual dan interaksi cerdas dengan pengguna.
Para raksasa teknologi dunia mulai menanamkan asisten AI langsung ke dalam browser untuk memperluas fungsinya melampaui sekadar alat penjelajah web.
Langkah ini bukan sekadar tren kosmetik. Browser kini mulai berperan sebagai asisten pribadi yang memahami konteks halaman, menjawab pertanyaan, menulis ulang teks, hingga meringkas informasi dalam satu klik.
Kombinasi antarmuka yang adaptif dan model bahasa canggih membuka jalan bagi pengalaman menjelajah yang lebih interaktif, di mana AI menjadi mitra utama dalam produktivitas dan pencarian informasi.
Para pengembang berlomba-lomba menciptakan browser yang mampu “berpikir” bersama pengguna. Integrasi ini menghadirkan perubahan cara kerja baru di dunia digital, baik bagi pekerja kreatif, pelajar, jurnalis, hingga profesional bisnis.
Alih-alih membuka tab baru untuk mencari jawaban, pengguna kini bisa berinteraksi langsung dengan AI tanpa meninggalkan halaman yang sedang dibuka.
Fenomena ini sebagai era baru dalam ekosistem web, di mana batas antara pencarian, produktivitas, dan percakapan mulai kabur. Lantas browser apa saja yang berbasis teknologi AI? Berikut lima tren browser bertenaga AI yang sedang naik daun, masing-masing menampilkan pendekatan unik dari perusahaan teknologi besar dunia yang dirangkum topik.id, Selasa 28 Oktober 2025.
1. Aria - Opera AI Browser.
Opera menjadi salah satu pelopor yang mengintegrasikan AI langsung ke dalam browser melalui fitur bernama Aria, asisten virtual berbasis GPT. Aria memungkinkan pengguna menanyakan apa saja tanpa meninggalkan tab aktif, seperti meringkas artikel, menulis ulang teks, atau bahkan membuat kode sederhana. Opera juga memperkuat sistem rekomendasi konten dengan AI yang menyesuaikan hasil sesuai kebiasaan penelusuran pengguna.
Antarmukanya kini memiliki panel khusus AI, yang dapat diaktifkan dengan satu klik. Selain itu, Opera menggabungkan model AI internal dan eksternal agar lebih fleksibel dalam menjawab pertanyaan. Dukungan multi-platform menjadikan Opera AI salah satu browser paling cepat beradaptasi dengan ekosistem AI generatif.
2. Microsoft Edge - Copilot.
Microsoft membawa kekuatan Copilot langsung ke dalam Edge, menjadikannya browser dengan integrasi AI paling dalam di sistem Windows. Copilot dapat menulis, meringkas, menjawab pertanyaan kontekstual dari halaman web, dan bahkan membantu membuat presentasi di Microsoft 365 tanpa berpindah aplikasi. Pengguna dapat meminta saran pembelajaran, menganalisis laporan keuangan, atau membuat email berdasarkan data yang sedang dibuka.
Edge juga memanfaatkan teknologi GPT-4 Turbo yang dioptimalkan untuk kecepatan dan efisiensi. Integrasi ini memperlihatkan strategi Microsoft menyatukan ekosistem AI di seluruh produknya. Copilot di Edge bukan sekadar fitur tambahan, tetapi bagian inti dari pengalaman komputasi modern.
3. Comet – Perplexity AI.
Perplexity AI memperkenalkan Comet, browser yang dibangun sepenuhnya di atas fondasi pencarian berbasis AI. Tidak seperti browser tradisional, Comet menggantikan mesin pencarian konvensional dengan asisten interaktif yang memberikan jawaban komprehensif dan sumber terverifikasi. Browser ini mengutamakan transparansi dengan menampilkan tautan sumber di setiap jawaban, sehingga pengguna tetap bisa menelusuri konteks data.
Fitur unggulannya termasuk mode “Focus” untuk riset mendalam, serta “Explore” yang mengumpulkan tren dari berbagai situs dalam waktu nyata. Comet berfokus pada efisiensi informasi, menghapus iklan dan hasil pencarian tidak relevan. Pendekatan ini menjadikannya browser AI yang dirancang khusus untuk pengguna profesional dan akademik.
4. ChatGPT Atlas.
OpenAI dikabarkan tengah mengembangkan ChatGPT Atlas, versi eksperimental browser yang menempatkan ChatGPT sebagai inti navigasi. Atlas memanfaatkan model multimodal GPT-5 untuk membaca halaman, mengenali gambar, serta memahami konteks penuh situs web yang dikunjungi pengguna. Alih-alih sekadar menampilkan hasil pencarian, Atlas akan menafsirkan isi web menjadi ringkasan atau jawaban langsung dalam format percakapan.
Browser ini juga diprediksi akan memiliki mode privasi AI, di mana data interaksi pengguna diproses secara lokal tanpa dikirim ke server. Dengan antarmuka yang bersih dan integrasi mendalam dengan akun ChatGPT, Atlas berpotensi menjadi platform eksplorasi informasi paling interaktif di dunia.
5. Google Chrome - Mode AI.
Google tidak tinggal diam. Chrome kini sedang diuji dengan fitur AI-powered Search Companion, yang menggunakan Gemini AI untuk membantu pengguna memahami isi situs dan menawarkan saran otomatis. Fitur baru seperti “Help Me Write” dan “Tab Organizer” didukung AI generatif untuk mempercepat pekerjaan harian. Chrome juga mengintegrasikan AI untuk meningkatkan keamanan, mendeteksi situs berisiko, serta mengoptimalkan performa tab sesuai kebiasaan pengguna.
Dalam pembaruan eksperimentalnya, Google juga menambahkan "Mode AI" yang memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan langsung tentang halaman yang sedang dibuka. Dengan basis pengguna terbesar di dunia, penerapan AI di Chrome bisa menjadi berpengaruh dalam membentuk masa depan penelusuran web.
Dalam beberapa tahun ke depan, perbedaan antara browser dan asisten digital mungkin akan menghilang sepenuhnya, digantikan oleh satu entitas yang memahami, memandu, dan bereaksi sesuai kebutuhan pengguna di dunia maya skala global.
