Modus baru, polisi Singapura dan Alipay temukan scam via WhatsApp

Pihak Alipay menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan panggilan tak diminta kepada pelanggan.

author photo
A- A+
Tangkapan layar yang ditemukan Kepolisian Singapura | dok: police.gov.sg

Polisi Singapura bersama pihak Alipay mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat terkait meningkatnya kasus penipuan yang melibatkan peniruan perwakilan resmi Alipay melalui aplikasi pesan WhatsApp. Modus ini telah menyebabkan kerugian besar, dengan setidaknya 51 laporan penipuan sejak September 2025 dan total kerugian yang mencapai S$374.000. Penipuan tersebut menjadi perhatian serius karena menyasar pengguna yang tidak curiga dengan pendekatan yang tampak profesional dan meyakinkan.

"Kepolisian dan Alipay ingin mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap penipuan yang melibatkan peniruan perwakilan platform pesan dan pembayaran Tiongkok, seperti Alipay. Sejak September 2025, setidaknya terdapat 51 kasus penipuan yang dilaporkan, dengan total kerugian mencapai setidaknya $374.000," tulis imbauan Kepolisian Singapura dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Sabtu (25/10/2025).

Dalam praktiknya, para penipu akan menghubungi korban melalui panggilan telepon tak dikenal, mengaku sebagai staf resmi Alipay. Mereka kemudian menakut-nakuti korban dengan dalih adanya pemotongan otomatis dari akun Alipay untuk layanan tertentu seperti “Peningkatan Akun” atau “Perjanjian Pembayaran.” Korban diberi tahu bahwa pemotongan tersebut hanya bisa dicegah jika mereka segera melakukan pembatalan melalui jalur yang diarahkan penipu.

Setelah itu, korban akan diarahkan ke penipu lain yang menyamar sebagai pegawai bank atau penyedia layanan pembayaran digital untuk membantu proses pembatalan. Melalui percakapan di platform pesan seperti WhatsApp, korban diminta untuk “memverifikasi” identitas dan rekening mereka dengan cara mentransfer uang ke rekening lain atau memindai kode QR menuju akun YouTrip atau Alipay palsu. Dalam situasi ini, penipu berperan seolah sedang membantu, padahal sedang menguras dana korban.

Beberapa korban bahkan dibujuk untuk meningkatkan limit transfer bank mereka agar proses pembatalan “berhasil.” Dalam beberapa kasus, penipu meminta korban mengaktifkan fitur berbagi layar WhatsApp, dengan alasan agar bisa memandu langkah-langkah pembatalan secara langsung. Padahal, tindakan ini justru memberikan akses penuh kepada penipu terhadap informasi sensitif, termasuk kredensial perbankan dan saldo korban.

"Korban kemudian akan diminta untuk memverifikasi identitas dan rekening bank mereka, dengan melakukan transfer uang ke rekening bank atau melalui kode QR ke YouTrip dan/atau Alipay. Dalam beberapa kasus, korban akan diarahkan untuk meningkatkan limit transfer bank dan melakukan transaksi ini melalui fitur berbagi layar WhatsApp. Korban diyakinkan bahwa transaksi tidak akan berhasil atau uang akan dikembalikan," ungkapnya.

Tangkapan layar yang ditemukan Kepolisian SIngapura | dok: police.gov.sg

Korban biasanya baru menyadari bahwa mereka telah menjadi korban setelah uang tidak kembali atau tidak ada pengembalian dana seperti yang dijanjikan. Ketika mereka menghubungi pihak bank atau kepolisian untuk memastikan transaksi tersebut, barulah terungkap bahwa seluruh proses itu merupakan bagian dari skema penipuan yang telah dirancang secara sistematis dan terkoordinasi.

Kepolisian Singapura menegaskan agar masyarakat tidak pernah mentransfer uang atau mengungkapkan informasi pribadi kepada pihak yang tidak dikenal, apalagi melalui panggilan telepon atau pesan yang tidak diverifikasi. 

Masyarakat Singapura juga diimbau untuk tidak membagikan layar perangkat ketika sedang melakukan transaksi perbankan, karena hal itu dapat membuka celah bagi penipu untuk mengakses data rahasia seperti PIN, OTP, dan kata sandi akun bank.

Pihak Alipay menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan panggilan tak diminta kepada pelanggan, apalagi untuk meminta informasi pribadi atau pembayaran dalam bentuk apa pun. Jika pengguna menerima panggilan mencurigakan, mereka disarankan untuk segera menutup sambungan dan melaporkan insiden melalui saluran resmi, seperti fitur pusat bantuan dalam aplikasi Alipay. 

Selain itu, Alipay menekankan pentingnya mengunduh aplikasi hanya dari sumber resmi, seperti Google Play Store atau App Store, guna menghindari aplikasi palsu yang bisa disusupi malware atau tautan berbahaya.

"Alipay juga ingin memberi tahu masyarakat bahwa staf Alipay tidak akan pernah melakukan panggilan telepon yang tidak diminta untuk meminta informasi pribadi pelanggan, atau meminta bentuk pembayaran apa pun. Untuk klarifikasi apa pun mengenai akun Alipay, masyarakat dapat menghubungi Alipay melalui saluran resmi, seperti fungsi 'pusat bantuan' di dalam Aplikasi Alipay resmi. Masyarakat diimbau untuk hanya mengunduh Aplikasi Alipay melalui saluran resmi," tutup dalam laporan itu.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks