![]() |
| cover | topik.id |
Korea Selatan dinilai siap menjadi salah satu kekuatan besar kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) di dunia. Menurut laporan terbaru OpenAI, negeri ginseng itu memiliki kombinasi modal yang kuat, mulai dari industri semikonduktor kelas dunia, infrastruktur digital yang matang, tenaga kerja berpendidikan tinggi, hingga kebijakan pemerintah yang menjadikan AI sebagai prioritas nasional. Semua faktor tersebut disebut menjadi landasan bagi Korea untuk memimpin pengembangan dan adopsi AI berskala besar di kawasan Asia dan dunia.
Dalam laporan berjudul Cetak Biru Ekonomi untuk Korea, OpenAI memaparkan bagaimana kekuatan tersebut bisa diterjemahkan menjadi penerapan AI yang luas dan tepercaya di seluruh sektor ekonomi. Laporan ini menyoroti kemitraan tingkat negara pertama OpenAI di Asia Pasifik yang diumumkan pada 1 Oktober lalu.
Melalui inisiatif Stargate, raksasa teknologi Korea seperti Samsung dan SK akan memperluas pasokan memori canggih untuk mendukung kebutuhan AI, sementara OpenAI bersama Kementerian Sains dan TIK (MSIT) menjajaki pendirian pusat data generasi berikutnya di Korea Selatan.
OpenAI menyebut ada tiga alasan utama mengapa Korea Selatan menjadi sorotan. Pertama, negara ini memiliki fondasi kuat di bidang chip, perangkat, dan jaringan digital. Kedua, pemerintah telah menetapkan kebijakan yang jelas dan menyalurkan dana publik-swasta dalam jumlah besar untuk memperkuat daya saing.
Ketiga, momentum global saat ini membuka jendela peluang besar, karena kolaborasi internasional akan menentukan arah inovasi dan produktivitas AI dalam dekade mendatang.
"Korea berada di antara para pemimpin global dalam kesiapan AI, dengan kekuatan mendalam dalam chip, perangkat, dan jaringan, serta sektor swasta yang bergairah dan bersemangat untuk mengadopsi AI. Pemerintah telah mengalokasikan dana publik-swasta yang signifikan untuk memperkuat daya saing," tulis OpenAI dalam laporan itu, seperti dikutip topik.id, Minggu (26/10/2025).
Dalam cetak birunya, OpenAI merekomendasikan strategi “jalur ganda” bagi Korea Selatan. Jalur pertama adalah membangun kemampuan AI berdaulat, termasuk dalam pengembangan model fondasi, infrastruktur, tata kelola data, dan pasokan GPU. Jalur kedua adalah memperluas kolaborasi strategis dengan pengembang AI global seperti OpenAI untuk mempercepat adopsi di sektor bisnis. Kedua pendekatan ini dinilai saling menguatkan dan dapat mempercepat kematangan ekosistem AI nasional.
Beberapa sektor prioritas yang disebut berpotensi terdampak langsung antara lain industri ekspor, kesehatan, pendidikan, dan usaha kecil menengah (UKM). Di sektor industri, AI dapat mendukung efisiensi produksi semikonduktor, otomotif, dan galangan kapal melalui sistem otonom dan pabrik pintar. Sementara di bidang kesehatan, AI dapat membantu dokter mengurangi kesalahan medis, mempercepat dokumentasi, dan memperluas akses pelayanan bagi masyarakat lanjut usia.
Di bidang pendidikan, penggunaan tutor AI dan kopilot pembelajaran diperkirakan mampu mempersonalisasi proses belajar serta mengurangi beban administrasi guru. Hal ini juga bisa membantu memperluas akses pendidikan ke daerah-daerah di luar kota besar seperti Seoul. Untuk sektor UKM, OpenAI menilai asisten AI ringan dapat menjadi solusi efisien untuk urusan administrasi, ekspor, hingga kepatuhan hukum, mendorong partisipasi usaha kecil dalam ekonomi berbasis teknologi.
Selain sektor-sektor tersebut, fondasi pendukung seperti infrastruktur, tata kelola data, dan regulasi menjadi perhatian penting. OpenAI menilai kemitraan Stargate dan kerja sama dengan MSIT dapat memperluas kapasitas komputasi nasional, sementara regulasi yang modern dan selaras dengan standar global akan memastikan penerapan AI berjalan aman dan bertanggung jawab. Tata kelola data yang baik, sistem kotak pasir regulasi, dan pengawasan manusia disebut sebagai kunci kepercayaan publik.
"Asisten AI yang ringan dan terjangkau untuk urusan administrasi, ekspor, dan kepatuhan dapat menghemat waktu untuk pekerjaan yang menciptakan nilai dan membantu perusahaan yang lebih kecil berpartisipasi dalam ekonomi AI, mendukung pertumbuhan yang seimbang di luar Seoul," ungkap studi dalam laporan itu.
OpenAI menilai Korea Selatan untuk menjadi salah satu dari tiga negara AI teratas di dunia sangat realistis. Negara itu dianggap memiliki potensi untuk mengekspor “paket negara AI” yang berisi teknologi, pembiayaan, dan pengetahuan kebijakan, seperti keberhasilannya di sektor nuklir dan kota pintar.
"Ambisi Korea untuk menjadi salah satu dari tiga negara AI teratas memang kredibel. Faktor penentunya sekarang adalah kecepatan penerapan yang aman—menjadikan janji menjadi praktik di seluruh sektor dan wilayah," jelas laporan tersebut.
