Baru rujuk, Tiongkok-AS tegang lagi gegara Taiwan beli senjata

Tiongkok menuding Amerika Serikat campur tangan besar-besaran terhadap urusan dalam negeri Tiongkok.

author photo
A- A+
Baru rujuk, Tiongkok-AS tegang lagi gegara Taiwan beli senjata
Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping | cover: topik.id

Pembicaraan ekonomi dan perdagangan antara delegasi Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang berlangsung di Kuala Lumpur sebelumnya memberikan harapan baru bagi stabilisasi hubungan kedua negara. 

Pertemuan itu dipandang sebagai langkah penting setelah bertahun-tahun hubungan Tiongkok-AS dirundung ketegangan, mulai dari perang tarif hingga pembatasan teknologi yang memicu ketidakpastian global. Namun suasana yang semula positif itu kembali terganggu oleh isu sensitif mengenai Taiwan.

Ketegangan kembali memanas setelah Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok pada Senin mengecam keputusan AS menjual paket senjata senilai 330 juta dolar AS ke Taiwan. Beijing menilai langkah tersebut sebagai provokasi baru yang mengancam momentum perbaikan hubungan yang sedang dibangun. Tiongkok menegaskan penjualan senjata itu merupakan ancaman langsung terhadap stabilitas kawasan.

Dalam tanggapan resmi kepada media, juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Zhang Xiaogang, menyatakan penjualan senjata itu secara serius melanggar prinsip satu Tiongkok. Ia juga menilai tindakan tersebut bertentangan dengan tiga komunike bersama yang menjadi fondasi hubungan diplomatik Tiongkok-AS selama puluhan tahun.

Zhang menegaskan bahwa langkah Washington tersebut merupakan bentuk campur tangan besar-besaran terhadap urusan dalam negeri Tiongkok. Selain merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan nasional Tiongkok, keputusan itu juga disebutnya mengirim sinyal yang sangat keliru kepada kelompok separatis yang mendorong “kemerdekaan Taiwan”.

"Kami sangat tidak puas dan menentang keras hal ini, dan telah menyampaikan pernyataan resmi kepada pihak AS," kata Zhang dalam siaran persnya, seperti dilansir topik.id, Selasa (18/11/2025).

Lebih lanjut, Zhang memperingatkan bahwa setiap upaya mendukung “kemerdekaan Taiwan” melalui jalur militer hanya akan menimbulkan konsekuensi bagi pihak yang terlibat. Menurutnya, strategi AS yang dinilai mencoba “menggunakan Taiwan untuk membendung Tiongkok” tidak akan pernah berhasil.

Tiongkok juga mendesak AS untuk segera menghentikan langkah yang dianggap sebagai tindakan keliru tersebut. Zhang menyebut bahwa mempersenjatai Taiwan berpotensi merusak perkembangan hubungan kedua negara dan komunikasi antar-militer yang selama ini sedang berupaya dipulihkan.

"Kami mendesak pihak AS untuk segera menghentikan tindakan salahnya mempersenjatai Taiwan agar tidak merugikan perkembangan hubungan kedua negara dan militer kedua negara," tegasnya.

Di sisi lain, Zhang menyampaikan pesan keras kepada otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan. Ia menilai penggunaan dana rakyat Taiwan untuk membeli senjata adalah upaya sia-sia. 

Menurutnya, setiap langkah untuk mencapai kemerdekaan dengan bergantung pada kekuatan eksternal atau menolak reunifikasi dengan kekuatan militer pada akhirnya pasti akan gagal.

"Kami juga memperingatkan otoritas Partai Progresif Demokratik bahwa menghambur-hamburkan uang hasil jerih payah rakyat Taiwan untuk membeli senjata hanyalah jalan buntu, dan bahwa setiap upaya untuk meraih kemerdekaan dengan mengandalkan kekuatan eksternal atau melawan reunifikasi dengan senjata pasti akan gagal," tutup Zhang.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks