![]() |
| Festival FinTech Singapura 2025 | cover: topik.id |
Festival FinTech Singapura, Singapore FinTech Festival (SFF) kembali digelar pada 12–14 November 2025, menandai ulang tahunnya yang ke-10 sebagai ajang global utama bagi inovasi keuangan digital. Acara ini diselenggarakan oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS), Global Finance & Technology Network (GFTN), dan Constellar, dengan dukungan Asosiasi Bank di Singapura (ABS).
Selama satu dekade terakhir, SFF telah menjadi jembatan penting antara sektor keuangan, pembuat kebijakan, dan teknologi, mendorong terciptanya ekosistem keuangan yang terbuka dan inklusif. Dengan tema 'Technology Blueprint for the Next Decade of Finance', cetak biru teknologi untuk dekade keuangan selanjutnya, SFF 2025 akan menyoroti bagaimana teknologi baru seperti kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI), tokenisasi, dan komputasi kuantum mengubah wajah keuangan global.
Menurut Kepala FinTech MAS, SFF 2025, Kenneth Gay mengungkapkan, tonggak penting yang akan menentukan arah pertumbuhan FinTech selama 10 tahun ke depan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi global untuk membangun keuangan yang inovatif sekaligus inklusif.
"SFF telah berkembang luar biasa selama satu dekade terakhir, bukan hanya mengikuti, tetapi juga membentuk lanskap inovasi FinTech. SFF 2025 menjadi momen penting yang akan menentukan arah pertumbuhan dan transformasi FinTech dekade mendatang. Ini adalah kesempatan bagi ekosistem global untuk berbagi pengetahuan, membangun kemitraan bermakna, dan bersama-sama mendefinisikan kembali cara layanan keuangan disampaikan di seluruh dunia," kata Kenneth dalam pernyataan tertulisnya yang diterima topik.id, Minggu (9/11/2025).
Fokus utama festival ini adalah bagaimana inovasi digital dapat membuka peluang baru untuk pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan inklusi keuangan, terutama di pasar negara berkembang dan kawasan Global Selatan. Tahun ini, SFF menghadirkan lebih dari 800 pembicara dan 400 sesi diskusi, mencakup pidato utama, forum kebijakan, dan diskusi mendalam yang membahas teknologi masa depan.
Tema yang dibahas mencakup penggunaan AI yang aman dan bertanggung jawab, tokenisasi aset keuangan, potensi mata uang digital bank sentral (CBDC) dan stablecoin, hingga kesiapan sistem keuangan terhadap ancaman kuantum. Festival ini juga menyoroti pentingnya inklusi keuangan bagi lebih dari 1,4 miliar orang yang belum memiliki akses ke layanan perbankan formal.
Selain konferensi utama, SFF 2025 akan menampilkan lebih dari 500 sponsor dan peserta pameran dari seluruh dunia, dengan 40 paviliun internasional di enam aula pameran besar. Setiap aula menghadirkan program tematik, area jejaring, serta demonstrasi langsung inovasi FinTech terkini. Pameran ini dirancang untuk mempertemukan ide, mitra bisnis, dan investor dari berbagai negara dalam satu ekosistem keuangan digital global.
Untuk merayakan satu dekade perjalanan, SFF meluncurkan sejumlah inisiatif baru seperti Galeri Ulang Tahun ke-10, Kapsul Waktu FinTech, serta Program Pemimpin Generasi Berikutnya bagi inovator muda. Festival ini juga akan merilis Laporan Indeks Keberlanjutan UKM 2025, hasil kerja sama MAS, PwC, dan Federasi Bisnis Singapura, yang meneliti bagaimana usaha kecil dapat bertransisi menuju bisnis hijau dan mengakses pembiayaan berkelanjutan.
Sebelum acara utama, akan digelar Insights Forum™ dan Innovation Lab Crawl pada 10–11 November. Forum ini mempertemukan para pemimpin publik dan swasta dalam delapan meja bundar tematik untuk membahas solusi nyata bagi tantangan industri. Sementara itu, Lab Crawl akan menampilkan proyek percontohan dan teknologi baru dari 11 organisasi terkemuka di ekosistem FinTech Singapura.
Hal senada disampaikan Sopnendu Mohanty dari GFTN dan Chua Wee Phong dari Constellar, yang menyoroti peran SFF sebagai wadah nyata bagi teknologi masa depan, kemitraan global, dan pengalaman digital interaktif yang memperkaya ekosistem keuangan dunia.
"Selama sepuluh tahun terakhir, SFF telah menunjukkan bahwa ketika kebijakan, keuangan, dan teknologi bersatu, sektor keuangan dapat menjadi inovatif sekaligus inklusif. Dekade berikutnya akan berfokus pada penerapan AI secara bertanggung jawab, pengembangan tokenisasi yang aman, dan persiapan menuju masa depan yang siap menghadapi era kuantum," jelasnya.
.png.webp)