![]() |
| cover | topik.id |
Google memperkenalkan teknologi penanda konten AI yang tidak terlihat oleh mata, namun tetap dapat diverifikasi dengan mudah oleh pengguna. Melalui aplikasi Gemini, siapa pun kini bisa memastikan apakah sebuah gambar dibuat atau diedit menggunakan Google AI.
Inisiatif ini hadir di tengah meningkatnya produksi media generatif yang menuntut transparansi lebih tinggi, Google meningkatkan transparansi konten digital melalui fitur verifikasi gambar AI terbaru di aplikasi Gemini. Pengguna kini dapat memastikan apakah suatu gambar dibuat atau diedit oleh Google AI.
"Kami memudahkan semua orang untuk memverifikasi apakah suatu gambar dibuat dengan atau diedit oleh Google AI langsung di aplikasi Gemini, menggunakan SynthID, teknologi tanda air digital kami yang menanamkan sinyal tak terlihat ke dalam konten yang dibuat AI," tulis Google dalam pengumuman resminya, seperti dilansir topik.id, Sabtu (22/11/2025).
Fitur baru ini memanfaatkan SynthID, teknologi tanda air digital yang menanamkan sinyal tak terlihat ke dalam konten buatan AI. Dengan mengunggah gambar ke aplikasi Gemini, pengguna bisa menanyakan asal-usul visual tersebut. Gemini kemudian memeriksa tanda air dan memberikan penjelasan kontekstual.
SynthID pertama kali diperkenalkan pada 2023, dan sejak itu lebih dari 20 miliar konten telah diberi tanda air. Google juga telah menguji portal verifikasi SynthID dengan jurnalis dan profesional media. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam deteksi konten generatif.
Cara kerjanya.
Pengguna cukup mengajukan pertanyaan seperti “Apakah ini dibuat dengan Google AI?” di aplikasi Gemini. Sistem akan memproses sinyal SynthID dan alasan internal untuk menghasilkan jawaban. Pendekatan ini membantu pengguna memahami asal konten yang mereka temui secara online.
Google menyatakan bahwa peluncuran ini dibangun di atas penelitian sebelumnya, termasuk fitur kontekstual di Google Penelusuran dan inovasi Backstory. Perusahaan berencana memperluas verifikasi SynthID ke format lain seperti video dan audio. Selain itu, dukungan lintas platform juga akan diperluas.
"Sebagai bagian dari peluncuran minggu ini, gambar yang dihasilkan oleh Nano Banana Pro, Gemini 3 Pro Image di aplikasi Gemini, Vertex AI , dan Google Ads akan disematkan metadata C2PA, yang memberikan transparansi lebih lanjut tentang bagaimana gambar-gambar ini dibuat," ungkap Google.
Selain menghadirkan fitur internal, Google bekerja sama dengan mitra industri melalui koalisi C2PA. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat standar keaslian konten di seluruh ekosistem produk Google. Mulai minggu ini, gambar yang dihasilkan Nano Banana Pro juga akan disematkan metadata C2PA.
Google juga akan memperluas verifikasi untuk mendukung kredensial C2PA secara penuh. Dengan begitu, pengguna dapat memastikan sumber asli konten dari berbagai platform, tidak hanya dari produk Google. Upaya ini menegaskan komitmen perusahaan terhadap AI yang bertanggung jawab dan transparan.
"Seiring berjalannya waktu, kami juga akan memperluas pendekatan verifikasi kami untuk mendukung kredensial konten C2PA, artinya Anda akan dapat memeriksa sumber asli konten yang dibuat oleh model dan produk yang ada di luar ekosistem Google," tutup Google dalam pengumuman itu.
