![]() |
| cover | dok: @brin |
Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Direktorat Registrasi Pangan Olahan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melaporkan hasil kajian terkait transformasi sumber daya manusia (SDM) berbasis kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI).
Inisitif ini berfokus pada modernisasi proses registrasi pangan olahan dan peningkatan daya saing industri nasional. Hasil kajian ini dilaksanakan dalam rangkaian Macroeconomics and Finance (MAFIN) TALKS seri ke-26.
Peneliti BRIN, Bahtiar Rifai, merincikan bahwa riset kolaboratif ini menjawab kebutuhan mendesak penguatan SDM di era percepatan teknologi digital. Model transformasi yang dirumuskan bertujuan mempercepat proses registrasi pangan olahan melalui pemanfaatan AI. Upaya ini diharapkan meningkatkan efisiensi pengawasan dan ketepatan penilaian keamanan produk.
"BRIN memiliki mandat untuk memastikan riset yang dihasilkan mampu menjawab tantangan nyata lembaga pemerintah. Melalui kajian ini, BRIN memberikan kerangka strategis, analisis kesenjangan SDM, serta peta jalan transformasi yang dapat langsung digunakan BPOM dalam mengoptimalkan layanan publik berbasis AI. Pendekatan ini sekaligus mendorong penguatan daya saing industri pangan olahan Indonesia," kata Bahtiar dalam keterangan resminya diterima, Minggu (23/11/2025).
Bahtiar menegaskan bahwa BRIN memiliki mandat untuk menghasilkan riset yang mampu menjawab tantangan nyata lembaga pemerintah. Melalui kajian ini, BRIN memberikan kerangka strategis dan analisis kesenjangan SDM untuk mendukung layanan publik berbasis AI di BPOM. Pendekatan tersebut juga diarahkan untuk memperkuat daya saing industri pangan olahan Indonesia.
Sebagai lembaga riset nasional, BRIN menempatkan temuan ini sebagai instrumen ilmiah dalam mendorong transformasi digital pengawasan obat dan makanan. Kajian dengan BPOM mencakup penilaian kompetensi SDM, kebutuhan talenta digital, dan peta kompetensi AI. Riset ini juga merumuskan rancangan budaya kerja adaptif untuk implementasi teknologi emerging.
Dalam paparannya, Bahtiar menekankan pentingnya kesiapan manusia dan organisasi sebelum adopsi teknologi skala besar dijalankan. Transformasi digital membutuhkan landasan kuat berupa kompetensi, pola kerja, dan adaptabilitas SDM. Hal ini menjadi kunci keberhasilan integrasi AI dalam proses pengawasan dan registrasi.
"BRIN menekankan pentingnya kesiapan manusia dan organisasi sebagai fondasi utama sebelum adopsi teknologi skala besar diterapkan," ungkap Bahtiar.
Laporan hasil kajian itu juga diumumkan dihadapan pemangku kepentingan dari pemerintah pusat dan daerah, akademisi, lembaga riset, hingga mitra internasional. Diskusi mencakup tantangan pengawasan pre-market yang semakin kompleks di tengah perkembangan industri pangan.
Penyerahan simbolis laporan hasil kajian dari BRIN kepada Direktorat Registrasi Pangan Olahan BPOM. Dokumen ini diharapkan menjadi rujukan strategis dalam penyelarasan proses registrasi dengan agenda transformasi digital nasional. Langkah ini sekaligus memperkuat kolaborasi riset untuk layanan publik yang lebih efisien dan modern.
