![]() |
| cover | topik.id |
Survei Stack Overflow 2025 mengungkapkan berbagai jenis frustrasi yang dialami pengembang saat menggunakan alat berbasis kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI).
Temuan ini berasal dari 31.476 responden yang mewakili 64,2% partisipan survei 2025. Data tersebut menunjukkan bahwa meskipun AI semakin populer, tantangan teknis dan kualitas output tetap menjadi persoalan utama vibe coding.
Sebanyak 66% pengembang menyatakan bahwa masalah terbesar adalah 'solusi AI yang hampir benar namun tidak sepenuhnya tepat'. Kondisi ini memaksa pengembang menghabiskan waktu tambahan untuk memperbaiki detail yang meleset. Ketidaktepatan kecil ini justru sering menimbulkan kerumitan dalam proses pengembangan.
Frustrasi terbesar kedua, yang dialami 45,2% responden, adalah kesulitan dalam men-debug kode yang dihasilkan AI. Kode tersebut sering kali tampak benar secara permukaan, namun menyimpan bug tersembunyi. Hal ini membuat proses debugging lebih panjang dan menyita waktu.
"Frustrasi terbesar, yang disebutkan oleh 66% pengembang, adalah berhadapan dengan "solusi AI yang hampir tepat, tetapi belum sepenuhnya tepat," tulis Stack Overflow dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Minggu (30/11/2025).
Selain itu, 23,5% pengembang mengakui bahwa mereka tidak menggunakan alat AI secara rutin. Kelompok ini merasa bahwa kecocokan penggunaan AI dengan alur kerja mereka belum optimal. Sebagian lainnya menyebutkan kurangnya kepercayaan dan kejelasan manfaat sebagai alasan.
"Yang sering kali menyebabkan frustrasi terbesar kedua, Men-debug kode yang dihasilkan AI lebih memakan waktu (45%)," ungkap Stack Overflow.
Sebanyak 20% responden menyatakan mereka menjadi kurang percaya diri dalam kemampuan mereka sendiri ketika terlalu bergantung pada AI. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap ketergantungan jangka panjang. Beberapa pengembang merasa kemampuan dasar mereka berkurang seiring meningkatnya otomatisasi.
![]() |
| dok: Stack Overflow |
Sebanyak 16,3% pengembang menganggap sulit memahami bagaimana atau mengapa alat AI menghasilkan sebuah solusi. Kurangnya transparansi dalam proses penalaran AI membuat pengembang kesulitan menilai kualitas output. Hal ini memengaruhi keyakinan mereka terhadap keandalan alat tersebut.
Sementara itu, 11,6% responden memberikan jawaban lain dalam kolom “lainnya,” menandakan adanya frustrasi yang lebih beragam. Hanya 4% pengembang yang menyatakan tidak mengalami masalah berarti dengan alat AI. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas masih menghadapi tantangan dalam memanfaatkan AI secara ideal.
.png.webp)
