Tegas! Wapres Gibran singgung ketidaksetaraan akses AI di KTT G20

Wapres Gibran menyoroti ketimpangan akses AI yang semakin nyata di tingkat global.

author photo
A- A+
Tegas! Wapres Gibran singgung ketidaksetaraan akses AI di KTT G20
Wakil Presiden Gibran Rakabuming pada sesi ke-3 KTT G20 | dok: @setwapres 

Wakil Presiden Gibran Rakabuming menekankan pentingnya keadilan global dalam pemanfaatan kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) pada sesi ke-3 KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu 23 November 2025, waktu setempat.

Gibran menyoroti ketimpangan akses AI yang semakin nyata di tingkat global. Menurutnya, manfaat teknologi AI masih terkonsentrasi pada segelintir perusahaan dari negara maju. Jika pola ini dibiarkan, kesenjangan digital dan ekonomi akan semakin melebar.

"Masa depan yang adil dan merata bagi semua. Ini adalah tujuan kita bersama. Namun kita harus jujur. Apakah kita bergerak menuju masa depan itu, atau justru hanyut menjauh darinya?" tegas Wapres Gibran.

Ia menegaskan bahwa G20 harus memastikan AI menjadi kekuatan untuk inklusi, bukan eksklusivitas. Tata kelola etis dan akses setara harus menjadi prinsip utama dalam ekosistem AI global. Inovator dari negara mana pun harus bisa mengakses dataset, sistem pelatihan, dan platform yang diperlukan.

"Kecerdasan buatan akan menentukan kekuatan ekonomi selama beberapa dekade mendatang. Namun hari ini, manfaatnya masih sangat tidak setara. Terkonsentrasi hanya pada segelintir perusahaan dari beberapa negara maju," ungkapnya.

Indonesia, kata Gibran, percaya bahwa transisi digital yang inklusif dapat dicapai melalui komitmen global. Karena itu, Indonesia mendukung G20 Decent Work Compact sebagai upaya mendorong upah layak, kesetaraan gender, reskilling, dan perlindungan sosial. Dukungan ini juga menjadi pondasi agar revolusi teknologi memberi manfaat luas.

Dalam pidatonya, Gibran mengingatkan bahwa teknologi digital tetap bergantung pada fondasi fisik seperti pusat data dan chip canggih. Ia menyoroti lonjakan permintaan global terhadap mineral penting sebagai bahan baku industri AI. Namun selama ini, negara berkembang hanya mengekspor bahan mentah tanpa menikmati nilai tambahnya.

"Kali ini, kita harus berbuat lebih baik. Revolusi ini harus adil dan harus berdampak baik bagi rakyat. G20 harus memastikan bahwa AI menjadi kekuatan untuk inklusi. Ini berarti tata kelola yang etis dan, yang lebih penting, akses yang setara. Agar para inovator di mana pun dapat mengakses kumpulan data (datasets), sistem pelatihan, dan platform global," harapnya.

Indonesia memilih strategi berbeda melalui industrialisasi dan transformasi hilirisasi di dalam negeri. Pendekatan ini bertujuan memastikan kekayaan alam memberikan manfaat langsung bagi rakyat. Gibran menegaskan bahwa langkah ini bukan menutup diri, melainkan membuka peluang kolaborasi yang lebih adil.

Ia kemudian menyerukan pentingnya kepemimpinan bersama untuk menciptakan masa depan yang setara. Revolusi industri baru harus mengangkat semua bangsa, bukan hanya sebagian kecil. Indonesia siap bekerja sama agar G20 menjadi jembatan antara inovasi dan inklusi, serta antara kemajuan dan keadilan.

"Indonesia percaya bahwa masa depan harus dibangun di atas keadilan. Keadilan dalam bagaimana kita mengatur teknologi baru. Keadilan dalam bagaimana kita menggunakan sumber daya alam. Dan keadilan bagi para pekerja kita," tutup Gibran.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks