Google rilis fitur deteksi konten AI di Gemini, bisa tangkal hoaks?

Hasil analisis disajikan dalam bentuk penjelasan berbasis penalaran internal.

author photo
A- A+
Google rilis fitur deteksi konten AI di Gemini, bisa tangkal hoaks?
cover | topik.id

Google resmi merilis fitur pendeteksi konten AI di aplikasi Gemini sebagai bagian dari perluasan alat transparansi konten. Fitur ini memungkinkan pengguna mengetahui apakah sebuah video dibuat atau diedit menggunakan teknologi AI milik Google. Sistem ini diklaim sebagai upaya memberi konteks di tengah banjir konten digital.

Melalui Gemini, pengguna cukup mengunggah video lalu mengajukan pertanyaan langsung terkait asal-usul konten tersebut. Sistem kemudian akan menganalisis video tanpa memerlukan proses teknis tambahan dari pengguna. Pendekatan ini menempatkan verifikasi konten sebagai fitur yang mudah diakses.

"Kami memperluas alat transparansi konten kami untuk membantu Anda mengidentifikasi konten yang dihasilkan AI dengan lebih mudah. ​​Kini Anda dapat memeriksa apakah sebuah video diedit atau dibuat dengan Google AI langsung di aplikasi Gemini," tulis Google dalam pengumuman resminya, seperti dilansir topik.id, Jumat (19/12/2025).

Teknologi utama yang digunakan adalah SynthID, tanda air digital tak terlihat yang disematkan pada konten AI Google. Gemini memindai tanda ini di trek audio dan visual secara terpisah. Hasil analisis disajikan dalam bentuk penjelasan berbasis penalaran internal.

Respons yang diberikan Gemini bersifat spesifik pada segmen waktu tertentu. Misalnya, sistem dapat menyebutkan bahwa elemen AI hanya terdeteksi pada audio di rentang detik tertentu. Informasi ini membantu pengguna memahami bagian mana yang terpengaruh AI.

Google menetapkan batasan teknis pada proses verifikasi ini. Video yang diunggah maksimal berukuran 100 MB dengan durasi hingga 90 detik. Batas ini menunjukkan fitur masih difokuskan pada konten pendek yang umum beredar di media sosial.

"Cukup unggah video dan ajukan pertanyaan seperti, 'Apakah ini dihasilkan menggunakan Google AI?' Gemini akan memindai tanda air SynthID yang tidak terlihat di seluruh trek audio dan visual, lalu menggunakan penalaran internalnya untuk memberikan respons yang memberi Anda konteks dan menentukan segmen mana yang berisi elemen yang dihasilkan menggunakan Google AI," ungkap Google.

Fitur verifikasi gambar dan video kini tersedia di seluruh bahasa dan negara yang didukung aplikasi Gemini. Artinya, Google mendorong adopsi global tanpa pembatasan wilayah. Namun, fitur ini hanya mendeteksi konten yang menggunakan AI Google, bukan semua AI.

Meski diklaim sebagai alat untuk meningkatkan transparansi, efektivitasnya dalam menangkal hoaks masih terbatas. Konten manipulatif dari platform atau model AI lain tetap lolos dari deteksi. Fitur ini lebih tepat dibaca sebagai langkah awal, bukan solusi tunggal melawan disinformasi.

"Misalnya, mungkin akan berbunyi, 'SynthID terdeteksi dalam audio antara 10-20 detik. Tidak ada SynthID yang terdeteksi dalam visual.' File yang diunggah dapat berukuran hingga 100 MB dan berdurasi hingga 90 detik. Verifikasi gambar dan video kini tersedia di semua bahasa dan negara yang didukung oleh aplikasi Gemini," tutup Google dalam pengumuman tersebut.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks