Indonesia pacu ekonomi digital, teknologi Tiongkok jadi referensi

Transformasi digital berbasis AI, e-commerce, dan industri teknologi diyakini mampu meningkatkan produktivitas nasional.

author photo
A- A+
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon saat membuka The 20th MarkPlus Conference 2026 di Jakarta | dok: ekon/humas
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon saat membuka The 20th MarkPlus Conference 2026 di Jakarta | dok: ekon/humas

Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya mempercepat penguatan ekonomi digital nasional dengan mencontoh praktik terbaik global, khususnya dari Tiongkok. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon saat membuka The 20th MarkPlus Conference 2026 di Jakarta. Konferensi ini mengangkat tema Lean & Agile: AI & China in Focus sebagai refleksi kebutuhan transformasi cepat di era ekonomi global.

Deputi Ali menjelaskan bahwa pola kerja birokratis yang lambat dan kaku sudah tidak relevan dengan dinamika saat ini. Konsep lean and agile dinilai krusial untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan. Implementasi kecerdasan buatan memungkinkan proses bisnis berjalan lebih real time, terukur, dan responsif terhadap kebutuhan pasar.

"Pola kerja lama yang birokratis, lambat, dan kaku harus ditinggalkan. Konsep lean and agile menjadi sangat krusial untuk segera diadaptasi, terutama melalui implementasi kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI)," kata Deputi Ali dalam keterangan resminya, Rabu (17/12/2025).

Lanjutnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dipelbagai kesempatan menegaskan bahwa penguatan sektor digital menjadi kunci pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Transformasi digital berbasis AI, e-commerce, dan industri teknologi diyakini mampu meningkatkan produktivitas nasional. Langkah ini juga membuka peluang penciptaan lapangan kerja berkualitas di berbagai sektor.

Dalam konteks global, Tiongkok menjadi contoh sukses pemanfaatan AI sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru. Negara tersebut secara konsisten membangun ekosistem AI terintegrasi dari riset hingga penerapan industri dan layanan publik. Saat ini, sekitar 69,7 persen paten AI dunia berasal dari Tiongkok, mencerminkan kuatnya investasi pada inovasi.

Hubungan dagang Indonesia dan Tiongkok juga terus menunjukkan tren positif. Tiongkok tercatat sebagai mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan melampaui USD 100 miliar dalam empat tahun terakhir. Ekspor Indonesia ke Tiongkok hampir dua kali lipat pada periode 2020–2024, menunjukkan besarnya potensi pasar bilateral.

"Teknologi AI memungkinkan proses bisnis berjalan secara real time, lebih terukur, serta responsif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan Masyarakat," tambah Deputi Ali.

Di dalam negeri, pemerintah mendorong hilirisasi mineral strategis seperti nikel, tembaga, dan pasir silika untuk mendukung industri teknologi dan energi terbarukan. Skema Two Countries Twin Parks bersama Tiongkok memperkuat integrasi industri lintas negara. Implementasi kerja sama ini diperkuat dengan penandatanganan 16 MoU investasi senilai Rp36,4 triliun.

Pemerintah juga menyiapkan fondasi jangka panjang melalui Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020–2045. Strategi ini mencakup penguatan kebijakan, infrastruktur data, riset, talenta, hingga pembiayaan AI. Melalui kolaborasi lintas sektor, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan daya saing global berbasis teknologi.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks