7 Produk Google yang disuntik mati sepanjang 2024

Google secara resmi menghentikan tujuh produk yang sebelumnya menjadi bagian dari ekosistemnya.

Ardi Nugraha
A- A+
cover | topik.id
Google terus berinovasi dengan meluncurkan berbagai produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya skala global termasuk teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di masa depan. Namun, tidak semua produk tersebut mampu bertahan lama di tengah persaingan teknologi yang ketat. 

Dari penelusuran topik.id, Jumat (29/11/2024) sepanjang tahun 2024, Google secara resmi menghentikan tujuh produk yang sebelumnya menjadi bagian dari ekosistemnya. Produk-produk ini, meskipun memiliki fitur yang menarik, tidak mampu mempertahankan relevansinya di pasar dan akhirnya dihentikan.

Salah satu yang menarik perhatian adalah Google Jamboard dan perangkat kerasnya, Jamboard. Aplikasi ini dirancang sebagai alat whiteboard kolaboratif berbasis web dan aplikasi native, yang menawarkan pengalaman kerja bersama secara visual dan interaktif. 

Sementara itu, perangkat keras Jamboard adalah layar sentuh 4K yang mendukung integrasi penuh dengan layanan Google Workspace. Meski menjadi solusi canggih untuk kolaborasi tim, Google memutuskan untuk menghentikan aplikasi ini pada Desember 2024, setelah hampir delapan tahun beroperasi. Perangkat kerasnya sendiri sudah lebih dulu disuntik mati pada Oktober 2024.

Lantas apa saja produk Google yang dihentikan layanannya skala global termasuk di Indonesia? Berikut tujuh produk Google yang disuntik mati sepanjang 2024 yang dirangkum topik.id: 

1. Google Jamboard.

Google Jamboard adalah aplikasi whiteboard kolaboratif berbasis web dan native yang dirancang untuk memberikan pengalaman kerja bersama yang interaktif. Dengan fitur yang memungkinkan pengguna menggambar, mencatat, dan berbagi ide secara visual, aplikasi ini menjadi alat yang ideal bagi tim untuk berkolaborasi secara real-time. Diluncurkan pada 2017, Jamboard terintegrasi dengan Google Workspace, menjadikannya pilihan populer di lingkungan kerja modern. Namun, setelah hampir delapan tahun hadir, aplikasi ini akan dihentikan pada akhir Desember 2024.

Keputusan ini menandai berakhirnya salah satu inovasi Google di bidang produktivitas kolaboratif. Meskipun memiliki potensi besar untuk mendukung kerja jarak jauh dan brainstorming tim, Google Jamboard tampaknya kalah bersaing dengan alat serupa lainnya. Penghentian ini sejalan dengan langkah perusahaan untuk merampingkan layanan yang ditawarkan dan fokus pada aplikasi inti yang lebih relevan.

2. Jamboard.

Jamboard sebagai perangkat keras adalah papan tulis digital layar sentuh 4K yang dirancang untuk mendukung kolaborasi tim. Diluncurkan bersamaan dengan aplikasi Jamboard pada 2017, perangkat ini memungkinkan pengguna menggambar, menulis, dan berbagi ide dalam sesi kerja bersama. Terintegrasi penuh dengan layanan Google Workspace, perangkat ini banyak digunakan di lingkungan perkantoran dan pendidikan yang membutuhkan solusi kolaborasi visual.

Sayangnya, perangkat keras Jamboard resmi dihentikan pada Oktober 2024, setelah lebih dari tujuh tahun digunakan. Keputusan ini tampaknya diambil karena permintaan yang menurun dan pergeseran kebutuhan pengguna terhadap perangkat yang lebih fleksibel dan terjangkau. Google pun mengarahkan sumber dayanya ke produk dan layanan lain yang dianggap lebih strategis untuk masa depan.

3. Chromecast.

Chromecast adalah perangkat streaming media digital yang dirancang untuk memutar konten online langsung ke televisi. Diluncurkan pada 2013, perangkat ini menjadi inovasi penting dalam menghadirkan solusi hiburan yang praktis dan terjangkau. Dengan Chromecast, pengguna cukup menghubungkan perangkat ke port HDMI di televisi dan mengontrolnya melalui ponsel atau perangkat lainnya.

Namun, setelah lebih dari 11 tahun hadir, Chromecast resmi dihentikan pada pertengahan 2024. Meski sempat menjadi salah satu produk unggulan Google di bidang hiburan, Chromecast menghadapi persaingan ketat dari perangkat streaming lain seperti Roku dan Amazon Fire Stick. Penghentian ini menandai akhir dari era perangkat streaming sederhana yang pernah menjadi favorit banyak rumah tangga.

4. VPN by Google One.

VPN by Google One adalah layanan jaringan pribadi virtual (VPN) yang diluncurkan pada 2020 untuk melindungi privasi pengguna saat menjelajahi internet. Layanan ini menawarkan enkripsi data dan masking alamat IP untuk menjaga kerahasiaan aktivitas online pengguna. Sebagai bagian dari langganan Google One, layanan ini menyediakan perlindungan tambahan bagi pengguna yang menginginkan keamanan data.

Namun, pada pertengahan 2024, layanan VPN by Google One dihentikan setelah beroperasi selama lebih dari tiga tahun. Meskipun memenuhi kebutuhan pengguna terkait privasi, layanan ini tampaknya tidak mampu bersaing dengan penyedia VPN lainnya yang lebih mapan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Google untuk menyederhanakan portofolio layanan digitalnya.

5. DropCam.

DropCam adalah lini kamera video streaming berbasis Wi-Fi yang memungkinkan pengguna memantau rumah atau kantor dari jarak jauh. Diluncurkan pada 2009 dan diakuisisi Google pada 2014, DropCam menjadi bagian dari ekosistem Nest yang fokus pada solusi rumah pintar. Kamera ini dirancang untuk memberikan kualitas video yang jernih dan kemudahan akses melalui aplikasi.

Setelah bertahan selama 15 tahun, DropCam resmi dihentikan pada awal 2024. Keputusan ini menandai berakhirnya salah satu produk tertua Google di kategori perangkat keras rumah pintar. Kemungkinan besar, langkah ini diambil untuk membuka jalan bagi solusi rumah pintar baru yang lebih terintegrasi dengan teknologi terkini.

6. Google Podcasts.

Google Podcasts adalah platform hosting dan aplikasi mendengarkan podcast untuk perangkat Android yang diluncurkan pada 2018. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman mendengarkan yang sederhana dan terintegrasi dengan ekosistem Google, termasuk Google Search dan Assistant.

Namun, setelah hampir enam tahun beroperasi, Google Podcasts dihentikan pada awal 2024. Keputusan ini mungkin dipengaruhi oleh rendahnya adopsi aplikasi ini dibandingkan pesaing seperti Spotify dan Apple Podcasts. Langkah ini menunjukkan pergeseran fokus Google dalam mengelola portofolio aplikasi hiburan.

7. Keen.

Keen adalah platform berbasis pembelajaran mesin yang mirip dengan Pinterest, dirancang untuk membantu pengguna menemukan konten yang relevan sesuai minat. Diluncurkan pada 2020, Keen memungkinkan pengguna membuat koleksi pribadi berdasarkan topik yang dipilih, dengan rekomendasi otomatis dari algoritma Google.

Namun, platform ini hanya mampu bertahan selama hampir empat tahun sebelum dihentikan pada awal 2024. Meski menawarkan pendekatan baru dalam kurasi konten, Keen gagal membangun basis pengguna yang signifikan. Penutupan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Google dalam menciptakan aplikasi media sosial yang kompetitif.

Sebagai catatan, dalam dunia teknologi, bahkan perusahaan sebesar Google harus menghadapi realitas bahwa tidak semua inovasi akan bertahan lama. Namun, market dari setiap produk yang dihentikan ini menjadi pengingat bahwa inovasi sebagai perjalanan yang penuh tantangan untuk setiap perusahaan.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

Bisnis Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.



Terkini

Indeks