cover | topik.id |
Serangan ini digunakan untuk mencuri data rekaman panggilan pelanggan, membahayakan komunikasi pribadi, serta mengakses informasi yang menjadi subjek permintaan hukum AS berdasarkan perintah pengadilan.
"Investigasi berkelanjutan pemerintah AS terhadap penargetan infrastruktur telekomunikasi komersial oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah mengungkap kampanye spionase cyber yang luas dan signifikan," tulis CISA di laman resminya, dikuitp Sabtu (16/11/2024).
FBI dan CISA memperingatkan bahwa serangan ini mencerminkan meningkatnya agresivitas pelaku-pelaku siber yang disponsori negara dalam mengeksploitasi kelemahan jaringan telekomunikasi global. Pemerintah AS menegaskan akan mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi infrastruktur kritisnya.
"Secara khusus, kami telah mengidentifikasi bahwa pelaku yang berafiliasi dengan RRT telah membahayakan jaringan di beberapa perusahaan telekomunikasi untuk memungkinkan pencurian data catatan panggilan pelanggan, membahayakan komunikasi pribadi sejumlah kecil individu yang terutama terlibat dalam kegiatan pemerintahan atau politik, dan menyalin informasi tertentu yang menjadi subjek permintaan penegakan hukum AS berdasarkan perintah pengadilan." terang CISA yang merilis temuan ini di laman resminya secara publik.
Kami berharap pemahaman kami tentang bahaya ini akan bertambah seiring berlanjutnya penyelidikan.
PIhak FBI dan CISA terus memberikan bantuan teknis, berbagi informasi dengan cepat untuk membantu calon korban lainnya, dan berupaya memperkuat pertahanan siber di seluruh sektor komunikasi komersial.
"Kami mendorong organisasi mana pun yang yakin bahwa mereka mungkin menjadi korban untuk menghubungi Kantor Lapangan FBI atau CISA setempat," jelasnya.
Serangan ini menambah ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok, yang sebelumnya telah memanas akibat isu perdagangan, teknologi, dan spionase. Pakar keamanan menyebut bahwa kampanye ini menunjukkan tingginya risiko terhadap data sensitif dan komunikasi penting.
Meski demikian, pemerintah AS belum merinci langkah-langkah diplomatik apa yang akan diambil untuk menanggapi serangan ini. Namun, upaya penguatan keamanan siber di seluruh sektor strategis kini menjadi prioritas utama.
Pihak berwenang berharap penyelidikan mendalam dapat mengungkap pola serangan ini dan meminimalkan dampaknya terhadap keamanan nasional dan privasi warga negara AS.