![]() |
cover | topik.id |
Serangan siber bertubi-tubi yang menimpa Jaguar Land Rover (JLR) memaksa Pemerintah Inggris turun tangan dengan langkah penyelamatan besar. Pemerintah mengumumkan paket dukungan berupa jaminan pinjaman yang dapat membuka pendanaan hingga £1,5 miliar, guna menjaga stabilitas rantai pasok otomotif Inggris dan melindungi puluhan ribu pekerja.
Pinjaman ini akan disalurkan melalui bank komersial dengan dukungan Jaminan Pengembangan Ekspor (Export Development Guarantee/EDG) yang disediakan oleh UK Export Finance. Dengan tenor pembayaran lima tahun, dana tersebut diharapkan memperkuat cadangan kas JLR sehingga perusahaan mampu mendukung mitra rantai pasokan yang sangat terpukul akibat penghentian produksi pasca-serangan siber.
Menteri Bisnis dan Perdagangan Inggris, Peter Kyle menegaskan bahwa serangan siber ini bukan hanya serangan terhadap merek ikonik Inggris, tetapi juga ancaman bagi ribuan pekerja dan sektor otomotif global. Menurutnya, langkah cepat pemerintah akan menjaga stabilitas ekonomi lokal di West Midlands, Merseyside, dan wilayah lain yang bergantung pada produksi JLR.
"Serangan siber ini bukan saja merupakan serangan terhadap merek ikonik Inggris, tetapi juga terhadap sektor otomotif terkemuka dunia serta pria dan wanita yang mata pencahariannya bergantung padanya," jelas Peter dalam pernyataan persnya, Minggu (28/9/2025).
Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves menyebut JLR sebagai 'permata di mahkota perekonomian Inggris'. Dengan lebih dari 34.000 pekerja langsung di pabrik-pabriknya di Solihull, Wolverhampton, dan Halewood, serta 120.000 pekerja di rantai pasokan yang sebagian besar terdiri dari UKM, JLR menjadi salah satu tulang punggung industri manufaktur Inggris.
"Jaguar Land Rover adalah perusahaan Inggris ikonik yang mempekerjakan puluhan ribu orang - permata di mahkota perekonomian kita. Saat ini kami melindungi ribuan pekerjaan tersebut dengan tambahan pembiayaan swasta hingga £1,5 miliar, membantu mereka mendukung rantai pasokan dan melindungi bagian penting industri mobil Inggris," ungkapnya.
Walikota West Midlands Richard Parker menyambut baik intervensi pemerintah, menyebut dukungan ini vital untuk menjaga stabilitas perusahaan kecil dan ribuan pekerja yang kehidupannya bergantung pada JLR. Ia menegaskan akan terus bekerja sama dengan menteri dan pemimpin industri agar sektor otomotif Inggris mampu bangkit lebih kuat setelah krisis ini.
Selain memberikan dukungan finansial, pemerintah juga melakukan komunikasi intensif dengan JLR dan para pakar keamanan siber. Tujuannya untuk mempercepat pemulihan sistem, mengembalikan jalur produksi daring, serta mencegah potensi serangan lanjutan yang dapat melumpuhkan sektor otomotif strategis.
Langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang pemerintah yang menempatkan industri otomotif sebagai prioritas. Dalam beberapa bulan terakhir, Inggris berhasil mengamankan kesepakatan dagang dengan India dan Amerika Serikat untuk memperluas pasar ekspor. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan Hibah Mobil Listrik, pemangkasan biaya listrik industri, serta investasi besar di bidang R&D untuk mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.
Dengan tambahan dukungan sebesar £1,5 miliar, pemerintah berharap JLR dapat segera memulihkan operasionalnya sekaligus memperkuat fondasi industri otomotif Inggris di era baru. Dukungan ini bukan sekadar reaksi atas serangan siber, melainkan bagian dari visi jangka panjang agar Inggris tetap menjadi pemain utama dalam inovasi, ekspor, dan keberlanjutan otomotif global.
"Dukungan ini sangat penting bagi West Midlands - dukungan ini akan membuat orang tetap bekerja, melindungi perusahaan kecil yang bergantung pada JLR, dan memberi wilayah kami stabilitas yang dibutuhkan saat produksi dihentikan. Saya akan terus bekerja keras dengan para menteri dan industri untuk melindungi pekerjaan dan memastikan sektor otomotif kelas dunia kita mampu melewati ini dengan lebih kuat," tutup Richard.
Serangan siber bertubi-tubi.
Terpisah, sebelumnya JLR telah merencanakan untuk membuka kembali produksi di pabriknya di Inggris dan Slovakia pada 24 September. Penundaan kembali ini disebut perusahaan untuk menjamin semua sektor operasional dan produksi yang terkena serangan siber pada awal bulan ini telah benar-benar pulih.
Kebijakan ini berarti perusahaan akan kehilangan produksi kendaraan selama sebulan penuh. Seperti diketahui, serangan siber pada 1 September lalu memaksa JLR menutup semua sistem globalnya, termasuk menghentikan produksi kendaraannya.
Namun, dalam pernyataan resminya, JLR mengonfirmasi bahwa beberapa sistem inti mulai kembali beroperasi setelah dilakukan pemulihan bertahap. Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati demi menghindari kerusakan data lanjutan sekaligus menjamin keberlangsungan layanan kepada pelanggan.
"Sebagai bagian dari pemulihan operasional kami yang terkendali dan bertahap, hari ini kami telah memberi tahu rekan kerja, pemasok, dan mitra ritel bahwa sebagian aset digital kami kini telah beroperasi. Pekerjaan dasar program pemulihan kami sedang berjalan dengan lancar," tulis JLR di laman resminya.