iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Serangan siber lumpuhkan pabrik bir terbesar di Jepang, data bocor?

Kegiatan vital perusahaan yang terdampak antara lain adalah operasi pemesanan serta pengiriman produk.

author photo
A- A+
Asahi Group Holdings, Ltd. | dok: @asahi

Serangan siber kembali mengguncang dunia industri Jepang, kali ini menimpa Asahi Group Holdings, Ltd., perusahaan bir terbesar di negeri tersebut. Gangguan serius ini menyebabkan kegagalan sistem internal yang berdampak langsung pada jalannya operasional di Jepang, sejak Senin 29 September 2025.

Dalam pernyataan resminya, pihak perusahaan menegaskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan adanya indikasi kebocoran informasi pribadi maupun data pelanggan ke pihak eksternal. 

Meski demikian, serangan ini cukup fatal karena membuat sejumlah kegiatan bisnis terhenti. Kondisi tersebut memperlihatkan betapa rentannya sistem industri besar terhadap ancaman dunia maya yang semakin canggih.

"Asahi Group Holdings, Ltd. saat ini mengalami kegagalan sistem yang disebabkan oleh serangan siber, yang memengaruhi operasi di Jepang," tulis Asahi dalam pernyataan resminya, dilansir Rabu (30/10/2025).

Beberapa kegiatan vital perusahaan yang terdampak antara lain adalah operasi pemesanan serta pengiriman produk. Padahal, sektor tersebut merupakan urat nadi distribusi yang menghubungkan pabrik dengan pasar. 

Terhentinya alur pemesanan otomatis menimbulkan dampak lanjutan pada rantai pasok dan dapat berimbas pada ketersediaan produk di pasaran dalam waktu dekat. Selain itu, pusat panggilan Asahi juga ikut lumpuh. Layanan pelanggan, termasuk meja bantuan (help desk), tidak dapat dioperasikan. 

"Saat ini, belum ada kebocoran informasi pribadi atau data pelanggan yang terkonfirmasi ke pihak eksternal. Namun, karena kegagalan sistem, operasi berikut telah ditangguhkan. Operasi pemesanan dan pengiriman di perusahaan grup di Jepang. Operasi pusat panggilan, termasuk meja layanan pelanggan," ungkapnya.

Pihak perusahaan menyampaikan bahwa penyelidikan tengah dilakukan secara intensif guna menemukan penyebab utama serangan ini. Tim internal bekerja sama dengan pakar keamanan siber untuk mengidentifikasi celah yang dimanfaatkan pelaku. Namun, sampai sekarang perusahaan belum bisa memberikan perkiraan kapan sistem akan kembali pulih sepenuhnya.

Asahi menegaskan bahwa kerusakan akibat serangan tersebut hanya terbatas pada operasional di Jepang. Artinya, operasi global perusahaan, termasuk pasar ekspor yang luas, tidak terdampak langsung oleh serangan ini. Meski begitu, situasi tetap menimbulkan kekhawatiran mengingat Jepang merupakan basis utama operasi Asahi.

Asahi juga menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan dan mitra bisnis atas ketidaknyamanan yang terjadi. Perusahaan berkomitmen untuk segera menormalisasi kondisi dan memperkuat sistem keamanan agar kejadian serupa tidak terulang. 

"Kami sedang aktif menyelidiki penyebabnya dan berupaya memulihkan operasional, namun, saat ini belum ada perkiraan waktu pemulihan. Kegagalan sistem ini terbatas pada operasional kami di Jepang. Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pelanggan dan mitra bisnis kami," tutupnya.



Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks