Soal potensi ekonomi digital RI, Menko Airlangga buka-bukaan data

Pemerintah Indonesia menargetkan kontribusi ekonomi digital mencapai USD 360 miliar pada tahun 2030.

author photo
A- A+
Soal potensi ekonomi digital RI, Menko Airlangga buka-bukaan data
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keynote speech secara daring pada acara The NTT Startup Challenge 2025 Pitch Day | dok: ekon/Haryo Limanseto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa ekonomi digital kini menjadi pilar utama penggerak pembangunan nasional. Dengan dukungan lebih dari 3.000 startup dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia menunjukkan potensi besar sebagai kekuatan digital di Asia. 

Pemerintah Republik Indonesia (RI) menargetkan kontribusi ekonomi digital mencapai USD 360 miliar pada tahun 2030, didorong oleh sektor e-commerce dan inovasi teknologi. Melalui kerja sama regional, program pengembangan talenta, serta berbagai inisiatif startup, Indonesia berupaya memperkuat fondasi transformasi digital menuju kemandirian ekonomi berbasis inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat. 

"Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan digital di kawasan. Dengan lebih dari 3.000 startup, Indonesia kini menempati peringkat keenam dunia. Ekosistem startup yang dinamis ini telah menjadi aset penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yaitu mesin penggerak baru pembangunan nasional," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keynote speech secara daring pada acara The NTT Startup Challenge 2025 Pitch Day di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Ajang tersebut merupakan salah satu kompetisi startup terbesar di Asia Tenggara sejak 2017, digelar oleh Nippon Telegraph and Telephone (NTT) Group diikuti oleh lebih dari 1.200 startup dari berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia, Korea, Taiwan, dan Hong Kong, serta melibatkan 15 perusahaan NTT dalam kegiatan inkubasi dan pengembangan. 

Kompetisi ini menjadi sarana penting dalam memperkuat inovasi lintas negara dan membuka peluang kerja sama teknologi bagi startup Indonesia untuk naik kelas di tingkat global.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga merincikan data bahwa kontribusi ekonomi digital Indonesia telah mencapai USD 90 miliar pada tahun 2024, dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 110 miliar pada tahun 2025. Pemerintah optimistis nilai tersebut akan melonjak hingga USD 360 miliar pada tahun 2030, dengan sektor e-commerce menyumbang sekitar USD 150 miliar.

Selain itu, Pemerintah juga menegaskan pentingnya kerja sama regional melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Inisiatif ini mendorong inovasi, integrasi, dan inklusivitas di kawasan, dengan target menjadikan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi digital senilai USD 2 triliun pada tahun 2030.

Dalam mewujudkan transformasi digital tersebut, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun 2030. Studi World Economic Forum (WEF) memproyeksikan lima bidang pekerjaan digital dengan pertumbuhan tercepat untuk periode 2025–2030, yakni Big Data Specialists, Fintech Engineers, AI and Machine Learning Experts, Software Developers, dan Security Management Professionals.

Pemerintah juga terus memperkuat berbagai inisiatif untuk mendukung perkembangan startup nasional, seperti 1000 Digital Startups Program, Startup4Industry, BEKUP, Startup Studio Indonesia, dan Blue Innovative Startup Acceleration (BISA). Program-program tersebut memberikan dukungan menyeluruh mulai dari pelatihan hingga bootcamp, guna membantu startup bertumbuh dan memperluas jangkauan usahanya.

"Keberhasilan kompetisi startup ini tidak boleh berhenti pada ajang penghargaan semata. Diperlukan langkah lanjutan agar inovasi dapat berkembang lebih jauh dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," tutup Menko Airlangga.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks