![]() |
| Google Singapura | dok: @google |
Laporan terbaru Google mengungkapkan bahwa adopsi artificial intelligence (AI) tidak lagi sekadar strategi efisiensi, melainkan pendorong transformasi bisnis. Dalam survei global yang melibatkan eksekutif, pengambil keputusan, dan pekerja pengetahuan, organisasi yang telah matang dalam penerapan AI menunjukkan peningkatan nyata dalam kinerja dan proses kerja.
Temuan utama menunjukkan bahwa AI meningkatkan inovasi hingga 57%, sebuah lompatan jauh yang menandai perubahan cara organisasi perusahaan menciptakan nilai. Peningkatan ini tidak hanya mendorong ide-ide baru, namun mempercepat kemampuan perusahaan juga untuk merespons perubahan pasar dengan lebih gesit dan kompetitif.
"Survei global terbaru terhadap para eksekutif, pengambil keputusan, dan pekerja pengetahuan mengungkapkan bahwa organisasi yang benar-benar bertransformasi dengan AI melihat hasil nyata yang menggerakkan bisnis mereka dan memungkinkan karyawan untuk fokus pada pekerjaan yang bermakna," tulis Google dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Rabu (10/12/2025).
Organisasi yang telah benar-benar bertransformasi dengan AI melaporkan bahwa manfaat terbesar bukan hanya soal menghemat waktu. Justru, AI memberi ruang bagi karyawan untuk lebih fokus pada pekerjaan bermakna dan strategis. Ini menunjukkan bahwa teknologi bukan menggantikan manusia, tetapi memperluas kapasitas manusia dalam berkarya.
AI juga terbukti mengurangi waktu yang dihabiskan pekerja untuk tugas-tugas rutin sebesar 39%. Automatisasi ini menciptakan proses kerja yang lebih ramping, mengurangi beban administratif, dan memungkinkan tenaga kerja mengalokasikan energi mereka pada aktivitas yang memberikan dampak lebih besar terhadap bisnis.
Dalam aspek kreativitas, AI memberikan dorongan hingga 65%, menciptakan peluang bagi pekerja untuk mengeksplorasi solusi inovatif dan pendekatan baru. Peningkatan kreativitas ini menjadi indikator penting bahwa AI memicu kolaborasi manusia-mesin yang menghasilkan kualitas kerja lebih tinggi.
"Keuntungan terbesar dari penerapan AI bukanlah tentang menghemat waktu — melainkan tentang memperluas potensi," ungkap Google.
Laporan tersebut menekankan bahwa transformasi AI yang sukses tidak hanya bergantung pada teknologi, melainkan juga kesiapan budaya organisasi. Perusahaan yang memprioritaskan pelatihan, adopsi bertahap, dan eksperimen dinamis cenderung mendapatkan hasil yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, survei menunjukkan bahwa AI bukan sekadar alat, namun sebagai evolusi cara bekerja. Dengan fokus pada inovasi, kreativitas, dan pekerjaan bermakna, perusahaan yang memanfaatkan AI secara strategis berada pada jalur yang lebih baik untuk tumbuh dalam ekonomi digital yang semakin menuntut kecepatan dan adaptasi.
"Organisasi yang telah bertransformasi secara signifikan yang disurvei melaporkan bahwa AI: Meningkatkan inovasi sebesar 57%. Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas rutin sebesar 39%. Meningkatkan kreativitas kerja hingga 65%," tutup Google dalam laporan itu.
