Data Universitas Tanjungpura dibobol, dijajakan di dark web

Data yang dibobol mencakup ID, email, nama pengguna, kata sandi, dan nomor telepon.

Hardi Muttaqin
A- A+
Tankapan layar pada portal breachforums. | cover
Universitas Tanjungpura, salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi korban pencurian data besar-besaran pada Senin (8/7/2024).

Salah satu perusahan keamanan siber FalconFeedsio mengungkapkan dalam postingannya di media sosial X, data yang dibobol mencakup ID, email, nama pengguna, kata sandi, dan nomor telepon.

Selain itu, dalam tangkapan layar sebuah forum terkenal di dark web, mengungkapkan bahwa data pribadi sekitar 52.000 individu dari universitas tersebut telah dibobol dan dijual secara online. 
"Seorang anggota BreachForums telah mengunggah tentang pelanggaran data signifikan yang melibatkan Universitas Tanjungpura, sebuah universitas negeri yang berlokasi di Pontianak. Data yang disusupi mencakup sekitar 52.000 data seperti ID, email, nama pengguna, kata sandi, dan nomor telepon," ungkap FalconFeedsio dalam postingannya di X, Senin (8/7/2024) malam.

Insiden ini memicu kekhawatiran serius terkait perlindungan data pribadi di lembaga pendidikan. Data yang dicuri dapat digunakan untuk berbagai tujuan jahat, termasuk pencurian identitas dan penipuan. 

Hal ini tidak hanya mengancam keamanan pribadi para mahasiswa dan staf, tetapi juga merusak reputasi Universitas Tanjungpura.

Terpisah, sebelumnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan adanya permasalahan pada Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS2), yang berdampak signifikan pada sistem layanan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). 

Permasalahan ini mengakibatkan gangguan pada data calon mahasiswa penerima KIP Kuliah. Kemendikbudristek sedang melakukan pemulihan sistem KIP Kuliah dengan menggunakan cadangan data yang terdapat pada pusat data mereka. 

Menanggapi polemik PDNS2 tersebut, Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilam Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dede Yusuf menyayangkan hilangnya data tersebut akibat server PDNS2.

"Saya sangat menyayangkan bahwa data bisa hilang dan ini tentu terkait dengan PDN yang saat ini sedang kena hack," tegas Dede kepada para awak media,  Senin (1/7/2024).

Politisi dari Partai Demokrat itu juga menyinggung wacana pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia menjadi hub-regional big data di Asia dan Pasifik.  Dari insiden hilangnya data negara, menilai Indonesia belum siap dengan big data.

"Ketika pemerintah belum siap untuk melakukan keamanan data, maka rasanya belum siap juga kita untuk melakukan Big Data," ujar Dede.

Dede mengatakan peristiwa pembobolan data harus dijadikan pelajaran oleh pemerintah.  Dia menyebut melakukan backup data dan keamanan data sangat penting menuju digitalisasi.  

Selain itu, Dede juga menyesali Kemendikbudristek yang tidak melakukan backup data. Pasalnya, data-data tersebut melibatkan data jutaan siswa Indonesia.

"Saya sangat menyesal, kenapa. Karena Kemendikbudristek tidak membuat backup data terhadap data yang begitu banyak yang melibatkan data jutaan siswa-siswa yang ada di Indonesia," cetusnya.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks