![]() |
Integrated Visual Augmentation System (IVAS) yang dikembangkan Anduril | @anduril |
Kolaborasi ini berfokus pada pengembangan dan penerapan produk realitas campuran extended reality (XR) yang terintegrasi untuk meningkatkan persepsi dan kontrol prajurit atas sistem otonom di medan perang. Teknologi ini memungkinkan pengalaman yang lebih intuitif dalam pengoperasian perangkat militer canggih.
Kemitraan ini memanfaatkan pengalaman lebih dari satu dekade dari kedua perusahaan dalam pengembangan perangkat keras, perangkat lunak, dan AI canggih. Menariknya, proyek ini didanai sepenuhnya melalui modal swasta tanpa menggunakan dana publik.
Dengan pendekatan tersebut, teknologi yang dikembangkan diharapkan dapat menghemat miliaran dolar dari anggaran pertahanan AS, sembari memanfaatkan teknologi komersial berkinerja tinggi.
Waktu peluncuran kerja sama ini sangat tepat, bertepatan dengan titik penting dalam evolusi pertahanan nasional. AS telah memimpin setiap fase revolusi komputasi, dari microchip hingga perangkat seluler.
Kini, dengan munculnya era komputasi baru berbasis AI dan wearable devices, kemitraan Meta dan Anduril berkomitmen untuk menjaga dominasi teknologi AS dan memperkuat keamanan nasional.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, CEO Meta, mengungkapkan kebanggaannya atas kerja sama ini. Ia menekankan bahwa Meta telah menghabiskan satu dekade terakhir membangun teknologi AI dan augmented reality (AR) untuk mewujudkan platform komputasi masa depan.
Dengan Anduril sebagai mitra, Meta berharap teknologi ini bisa langsung mendukung para prajurit yang menjaga kepentingan nasional di seluruh dunia.
"Meta telah menghabiskan satu dekade terakhir membangun AI dan AR untuk memungkinkan platform komputasi masa depan. Kami bangga bermitra dengan Anduril untuk membantu menghadirkan teknologi ini kepada anggota militer Amerika yang melindungi kepentingan kami di dalam dan luar negeri," ungkap Mark Zuckerberg dalam pernyataan resminya, dilansir Kamis (5/6/2025).
Sementara itu, Palmer Luckey, pendiri Anduril, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. Ia menyebut bahwa misi jangka panjangnya adalah menjadikan prajurit sebagai 'teknomancer', pengguna teknologi canggih dalam misi tempur. Produk-produk hasil kerja sama dengan Meta dinilai sebagai langkah besar dalam merealisasikan visi tersebut.
"Saya senang bisa bekerja sama dengan Meta sekali lagi. Dari semua bidang di mana teknologi penggunaan ganda dapat membuat perbedaan bagi Amerika, bidang inilah yang paling membuat saya bersemangat. Misi saya sejak lama adalah mengubah prajurit menjadi teknomancer, dan produk yang kami bangun dengan Meta berhasil mewujudkan hal itu," kata Palmer Luckey.
Seperti diketahui, salah satu inti dari teknologi ini adalah integrasi produk XR dengan sistem komando Lattice milik Anduril. Sistem Lattice menggunakan AI untuk mengolah data dari ribuan sumber, memberikan intelijen medan perang secara real-time.
Antarmuka AR/VR berbasis peran akan memberikan akses cepat dan intuitif bagi prajurit dalam mengambil keputusan taktis di lapangan. Kolaborasi ini juga tercatat dalam dokumen white paper bersama yang diajukan ke proyek SBMC Next (sebelumnya IVAS Next).
Setelah proyek IVAS beralih dari Microsoft ke Anduril, perusahaan tersebut menunjukkan kemajuan dalam mengembangkan sistem komando berbasis prajurit yang lebih cepat, efisien, dan hemat biaya.
Transformasi sistem IVAS oleh Anduril juga menunjukkan efisiensi luar biasa dalam proses pembaruan perangkat lunak dan pengujian lapangan. Jika sebelumnya pembaruan membutuhkan waktu 180 hari, kini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 18 jam. Headset IVAS yang terintegrasi dengan Lattice juga tengah menjalani uji coba dalam adopsi teknologi tinggi untuk operasi militer.