iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Tiongkok buat sistem AI terkoordinasi, target 2027 kelar

Tiongkok mengarahkan transformasi dari ekonomi digital menuju ekonomi cerdas dan masyarakat cerdas.

author photo
A- A+
Pameran Penerbitan Digital Internasional Tiongkok ke-15 di Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok tengah | @gov.cn
Tiongkok kembali menegaskan ambisinya dalam menguasai teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan target besar pada tahun 2027. Menurut pejabat senior, negara itu telah mencapai terobosan penting dalam penerapan AI di berbagai sektor utama. Langkah ini dipandang sebagai strategi jangka panjang untuk memastikan Tiongkok berada di garis depan dalam transformasi ekonomi global berbasis teknologi cerdas.

Dalam konferensi pers terbaru, Huo Fupeng, direktur pusat pengembangan berbasis inovasi di bawah Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Tiongkok, menekankan bahwa satu hingga dua tahun mendatang merupakan “jendela kritis” dalam penerapan AI. Ia menyerukan mobilisasi luas dari berbagai sumber daya masyarakat untuk mempercepat kemajuan di enam bidang prioritas, yakni sains dan teknologi, industri, konsumsi, kesejahteraan publik, tata kelola, serta kerja sama global.
"Dokumen kebijakan baru tersebut merupakan langkah kunci dalam menumbuhkan kekuatan produktif baru yang berkualitas dan langkah penting untuk mendorong transformasi ekonomi digital menjadi ekonomi cerdas dan masyarakat cerdas," ungkap Huo dalam keterangan resminya, dilansir Sabtu (30/8/2025).
Pernyataan tersebut sejalan dengan diterbitkannya serangkaian pedoman baru mengenai inisiatif “AI Plus”. Dokumen kebijakan ini menekankan pendekatan sistemik untuk memperkuat infrastruktur pendukung AI, sekaligus mendorong integrasi teknologi tersebut ke seluruh aspek kehidupan ekonomi maupun sosial. Dengan adanya strategi ini, Tiongkok berupaya membangun fondasi yang kokoh untuk percepatan adopsi AI.

Menurut Huo, pedoman tersebut juga merupakan langkah penting dalam membentuk kekuatan produktif baru yang berkualitas tinggi. Tujuannya adalah mengarahkan transformasi dari ekonomi digital menuju ekonomi cerdas dan masyarakat cerdas. Dengan demikian, AI tidak hanya dipandang sebagai teknologi pelengkap, tetapi sebagai motor utama dalam pembangunan nasional jangka panjang.

Dokumen kebijakan itu juga merinci tiga tonggak besar. Pada 2027, terminal dan agen cerdas generasi baru ditargetkan mencapai penetrasi lebih dari 70 persen. Lalu pada 2030, tingkat penetrasi diproyeksikan melampaui 90 persen, sehingga AI benar-benar menjadi pendorong ekonomi signifikan. Sedangkan pada 2035, Tiongkok berharap telah sepenuhnya memasuki era baru ekonomi dan masyarakat cerdas.

"Pada tahun 2027, terminal dan agen cerdas generasi baru diperkirakan akan mencapai tingkat penetrasi lebih dari 70 persen, dengan industri inti ekonomi cerdas berkembang pesat. Pada tahun 2030, tingkat penetrasi tersebut diperkirakan akan melampaui 90 persen, memungkinkan AI menjadi penggerak ekonomi yang signifikan," jelasnya.

Meski demikian, NDRC menegaskan bahwa langkah ini baru merupakan tahap awal. Pemerintah akan menindaklanjutinya dengan berbagai instrumen kebijakan, mulai dari dukungan finansial, insentif riset, hingga inovasi kelembagaan. Semua ini diharapkan mampu mempercepat terciptanya ekosistem AI yang kuat, mandiri, dan berdaya saing global.

Zhang Kailin, wakil direktur departemen inovasi dan pengembangan teknologi tinggi NDRC, menjelaskan bahwa ke depan akan hadir rencana khusus sektor serta panduan kebijakan yang lebih terperinci. Standarisasi juga akan dikebut untuk memastikan interoperabilitas model AI, kemudahan berbagi data, dan pertumbuhan sistem AI yang lebih terkoordinasi. Hal ini dianggap krusial agar penerapan AI berjalan harmonis di lintas bidang.

Selain itu, Zhang menekankan peran investasi pemerintah yang strategis dalam mendukung inovasi AI. Fokus utamanya adalah mengoptimalkan distribusi sumber daya komputasi agar biaya riset dan pengembangan bisa ditekan, membangun platform teknologi bersama, memperluas penerapan AI di sektor-sektor vital, serta mendorong masyarakat agar terbiasa menggunakan produk berbasis AI. Dengan kombinasi kebijakan dan investasi yang tepat, Tiongkok optimis mampu mencapai target besar pada 2027 dan seterusnya.

"Pentingnya investasi yang dipimpin pemerintah untuk mendukung inovasi AI, termasuk mengoptimalkan distribusi sumber daya komputasi untuk mengurangi biaya R&D, membangun platform teknologi bersama, memperluas aplikasi dalam skenario kritis, dan mempromosikan penggunaan produk yang mendukung AI di kalangan masyarakat," terangnya.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks