iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Jaga kedaulatan, Tiongkok pamer nuklir dan rudal antarbenua

Senjata-senjata tersebut digambarkan sebagai kekuatan "asli" strategis Tiongkok, yang bertujuan menjaga kedaulatan negara sekaligus martabat bangsa.

author photo
A- A+
Formasi rudal dan nuklir dipamerkan dalam parade di Beijing, ibu kota Tiongkok, pada 3 September 2025 | @gov.cn
Tiongkok menegaskan kekuatan militernya dengan memperkenalkan tiga serangkai nuklir berbasis darat, laut, dan udara dalam parade militer Hari Kemenangan pada Rabu. Untuk pertama kalinya, publik menyaksikan secara langsung pameran senjata strategis yang terdiri atas rudal jarak jauh berbasis udara JingLei-1, rudal antarbenua yang diluncurkan dari kapal selam JuLang-3, rudal antarbenua berbasis darat DongFeng-61, serta varian terbaru rudal DongFeng-31.

Senjata-senjata tersebut digambarkan sebagai kekuatan "asli" strategis Tiongkok, yang bertujuan menjaga kedaulatan negara sekaligus martabat bangsa. Kehadiran tiga serangkai nuklir ini menjadi simbol kesiapan Tiongkok dalam menghadapi tantangan geopolitik sekaligus memperkuat posisi mereka di kancah global.

Presiden Xi Jinping dalam pidatonya mengingatkan kembali sejarah panjang perjuangan bangsa Tiongkok. Ia menekankan bahwa delapan puluh tahun lalu, setelah 14 tahun peperangan sengit, rakyat Tiongkok berhasil mengalahkan penjajah militeris Jepang. Kemenangan itu menandai kebangkitan bangsa dari krisis mendalam menuju era baru yang penuh harapan serta menjadi titik balik penting dalam sejarah dunia.

Xi Jinping menegaskan bahwa kemenangan tersebut tidak diraih sendirian. Rakyat Tiongkok berjuang bahu-membahu bersama sekutu anti-fasis serta sahabat internasional. Pemerintah dan rakyat Tiongkok, menurut Xi, tidak akan pernah melupakan dukungan negara sahabat yang telah membantu perjuangan melawan agresi asing.

Dalam pidatonya, Xi juga menekankan pentingnya akal sehat dibanding kekerasan semata. Menurutnya, keadilan dan kemajuan akan selalu mengalahkan kejahatan dan kegelapan. Ia menyerukan agar umat manusia, yang hidup di planet yang sama, bekerja sama dalam solidaritas dan menjauh dari hukum rimba di mana yang kuat memangsa yang lemah.
"Keadilan, cahaya, dan kemajuan pasti akan menang atas kejahatan, kegelapan, dan reaksi. Umat manusia, yang hidup di planet yang sama, harus bekerja sama dalam solidaritas dan hidup dalam harmoni. Kita tidak boleh kembali ke hukum rimba di mana yang kuat memangsa yang lemah,"  jelas Xi dalam pernyataan resminya, dilansir Rabu (3/9/2025).
Xi menegaskan bahwa jalur modernisasi Tiongkok tetap berlandaskan pembangunan damai. Ia menekankan Tiongkok akan selalu menjadi kekuatan bagi perdamaian, stabilitas, dan kemajuan dunia. Karena itu, ia berharap semua negara mampu belajar dari sejarah, menghargai perdamaian, dan bersama-sama menciptakan masa depan global yang lebih baik.

Suasana perayaan terasa semakin meriah saat Xi Jinping mengangkat gelas bersama para tamu dalam resepsi peringatan. Acara itu juga menampilkan pertunjukan budaya bertajuk Belajar dari Sejarah dan Menciptakan Masa Depan Bersama, yang disaksikan Xi Jinping dan Peng Liyuan bersama tamu dari dalam maupun luar negeri.

"Kami sangat berharap semua negara akan belajar dari sejarah, menghargai perdamaian, dan bersama-sama mendorong modernisasi global serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi umat manusia," tegasnya.

Resepsi tersebut dihadiri berbagai tokoh penting, mulai dari pemimpin asing, pejabat tinggi organisasi internasional, hingga perwakilan keluarga veteran dan martir perang. Kehadiran mereka menegaskan bahwa peringatan ini bukan hanya milik rakyat Tiongkok, tetapi juga menjadi simbol solidaritas global dalam menghargai sejarah perjuangan serta tekad menjaga perdamaian dunia.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks