![]() |
Opal | dok: @google |
Google memperluas ekosistem inovasinya dengan menghadirkan Opal, platform pembuat aplikasi mini berbasis AI tanpa kode, ke lebih banyak negara termasuk Indonesia. Setelah diperkenalkan dua bulan lalu di Google Labs sebagai eksperimen awal, Opal kini mulai membuka peluang baru bagi pengguna global untuk membangun aplikasi AI hanya dengan perintah bahasa alami, tanpa menulis satu baris kode pun.
Sejak peluncuran awalnya di Amerika Serikat, Opal mendapat sambutan luar biasa dari komunitas kreator digital. Google semula memperkirakan pengguna hanya akan membuat alat sederhana dan bersifat hiburan, namun hasilnya justru melampaui ekspektasi. Banyak pengguna awal berhasil menciptakan aplikasi yang kompleks, efisien, dan sangat kreatif, memberikan potensi besar teknologi ini untuk memperluas demokratisasi pengembangan AI di seluruh dunia.
Kini, Google mengumumkan ekspansi Opal ke 15 negara baru, termasuk Kanada, India, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Indonesia, Brasil, Singapura, Kolombia, El Salvador, Kosta Rika, Panama, Honduras, Argentina, dan Pakistan. Keputusan ini menegaskan komitmen Google untuk menjadikan kecerdasan buatan lebih inklusif dan dapat diakses oleh kreator dari berbagai latar belakang, tanpa hambatan teknis pemrograman.
"Kami mulai memperluas Opal ke 15 negara lainnya. Opal akan mulai diluncurkan di Kanada, India, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Indonesia, Brasil, Singapura, Kolombia, El Salvador, Kosta Rika, Panama, Honduras, Argentina, dan Pakistan. Kami juga membagikan detail tentang peningkatan yang kami lakukan pada Opal," tulis Google dalam pengumuman resminya, seperti dilansir Kamis (9/10/2025).
Seiring meningkatnya jumlah pengguna, Google juga menghadirkan berbagai peningkatan signifikan pada platform Opal. Salah satu pembaruan utama adalah fitur debugging lanjutan yang tetap mempertahankan prinsip tanpa kode.
Diklaim lebih cepat dan responsif.
Kini pengguna bisa menjalankan alur kerja langkah demi langkah, mengulang proses tertentu, serta melihat kesalahan secara real-time. Fitur ini membantu pembuat aplikasi memahami sumber masalah dengan cepat dan meningkatkan efisiensi pengembangan tanpa harus memahami bahasa pemrograman.
Selain itu, kinerja inti Opal kini jauh lebih cepat dan responsif. Google mengungkapkan bahwa proses pembuatan aplikasi baru yang sebelumnya memakan waktu hingga lima detik kini dapat dilakukan secara instan. Melalui sistem pemrosesan paralel, alur kerja yang lebih kompleks dapat dijalankan bersamaan, memangkas waktu tunggu dan meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
"Kami juga telah melakukan peningkatan signifikan pada kinerja inti Opal. Sebelumnya, membuat Opal baru bisa memakan waktu hingga lima detik atau lebih. Kami telah berinvestasi dalam berbagai peningkatan untuk mempercepat proses tersebut secara drastis agar dapat memulai dengan lebih cepat," ungkapnya.
Dengan kemampuan baru ini, Opal tidak hanya menjadi alat eksperimental, tetapi juga platform serius bagi pelaku bisnis, pengembang kreatif, dan profesional di berbagai bidang. Pengguna dapat mengotomatiskan proses bisnis, mempercepat strategi pemasaran, hingga menciptakan solusi kreatif sesuai kebutuhan, semuanya melalui perintah bahasa alami.
Google mengundang publik untuk mencoba langsung melalui situs opal.withgoogle.com serta bergabung dengan komunitas pembangun di kanal Discord resmi. Kehadiran Opal di Indonesia diharapkan dapat memacu inovasi lokal dan membuka kesempatan baru bagi kreator, UMKM, dan pelajar yang ingin menjelajahi dunia pengembangan AI.
"Baik Anda mengotomatiskan proses bisnis yang kompleks, mempercepat upaya pemasaran, atau mewujudkan visi kreatif, Opal siap membantu Anda membangun. Coba Opal hari ini di opal.withgoogle.com . Dan jika Anda baru mengenal Opal, bergabunglah dengan komunitas pembangun kami melalui kanal Discord kami," tutup Google dalam pengumuman itu.