Kolaborasi, Singapura-Selandia Baru perkuat ekonomi digital

Singapura dan Selandia Baru memperluas jangkauan kerja sama dalam penelitian, pengembangan teknologi hijau, serta pertukaran inovasi.

author photo
A- A+
Pengumuman peningkatan kemitraan dilakukan oleh Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon dalam pertemuan resmi di Auckland | dok: MDDI/Kendrick Wong

Singapura dan Selandia Baru resmi memperkuat hubungan strategis melalui peluncuran Comprehensive Strategic Partnership (CSP), kolaborasi yang lebih dalam di bidang ekonomi, teknologi, dan inovasi. Pengumuman peningkatan kemitraan ini dilakukan oleh Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon dalam pertemuan resmi di Auckland, Jumat (10/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut, kedua negara sepakat bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari ketahanan rantai pasok hingga transformasi digital. CSP dirancang sebagai kerangka kerja sepuluh tahun yang mencakup enam pilar utama, salah satunya adalah Science, Technology and Innovation, yang diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi masa depan bagi kedua negara.

Melalui inisiatif ini, Singapura dan Selandia Baru akan memperluas jangkauan kerja sama dalam penelitian, pengembangan teknologi hijau, serta pertukaran inovasi antara startup dan lembaga penelitian. Kesepakatan ini sejalan dengan komitmen kedua negara dalam menciptakan ekonomi berbasis pengetahuan dan mempercepat transisi menuju masa depan rendah karbon.

Salah satu kesepakatan konkret dari kemitraan ini adalah penandatanganan Enhanced Partnership for Growth Arrangement yang diperbarui antara Enterprise Singapore (EnterpriseSG) dan New Zealand Trade and Enterprise (NZTE). Perjanjian selama tiga tahun ini akan menjadi fondasi bagi peningkatan kolaborasi bisnis di bidang Trade & Connectivity serta Technology & Innovation.

Melalui kerja sama tersebut, Singapura berperan sebagai pusat regional untuk membantu perusahaan-perusahaan Selandia Baru memperluas ekspor dan jaringan bisnis mereka di kawasan Asia Tenggara. Sebaliknya, Selandia Baru akan membuka peluang bagi pelaku bisnis Singapura untuk mengakses pasar, sumber daya alam, dan teknologi agrikultur yang menjadi keunggulan negara tersebut.

EnterpriseSG dan NZTE juga berencana menyelenggarakan misi dagang pertama di bawah kemitraan yang telah diperbarui ini. Delegasi bisnis dari Singapura akan mengunjungi Selandia Baru untuk menjajaki peluang dalam rantai pasok, termasuk di sektor makanan dan produk susu. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat hubungan komersial dan membuka ruang bagi inovasi lintas industri.

Selain sektor perdagangan, kolaborasi teknologi juga menjadi fokus penting. Kedua negara tengah menjajaki kerja sama dalam bidang kecerdasan buatan, solusi digital untuk keberlanjutan, serta proyek-proyek riset bersama di sektor energi hijau dan teknologi kelautan. Upaya ini diharapkan tidak hanya memperkuat daya saing ekonomi, tetapi juga menciptakan inovasi yang memberi dampak nyata bagi masyarakat.

Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Singapura, Grace Fu menegaskan bahwa peningkatan status kemitraan ini menandakan kedalaman hubungan kedua negara, memiliki sejarah panjang kerja sama yang saling menguntungkan.

Peningkatan hubungan ini juga bertepatan dengan perayaan 60 tahun hubungan diplomatik antara Singapura dan Selandia Baru, serta 25 tahun Agreement on a Closer Economic Partnership (ANZSCEP), perjanjian perdagangan bebas pertama yang ditandatangani Singapura. Momentum historis ini menegaskan posisi kedua negara sebagai mitra alami yang saling melengkapi dalam membangun ekonomi terbuka dan berkelanjutan.

"Singapura dan Selandia Baru memiliki kemitraan yang telah lama terjalin dan bersifat multi-dimensi, dibangun di atas kesamaan pandangan strategis. Tahun ini, Singapura dan Selandia Baru merayakan 60 tahun hubungan diplomatik. Ini juga menandai 25 tahun Agreement between New Zealand and Singapore on a Closer Economic Partnership (ANZSCEP) — perjanjian perdagangan bebas (FTA) pertama bagi Singapura," jelas Grace Fu dalam pernyataan resminya yang diterima topik.id, Jumat (10/10/2025).

Kedua negara berkomitmen menjadikan CSP sebagai wadah strategis untuk memperkuat hubungan antar masyarakat, memperdalam kolaborasi riset, dan mempercepat integrasi ekonomi digital di kawasan Indo-Pasifik. 

Dengan fondasi kerja sama yang kuat dan visi jangka panjang yang selaras, Singapura dan Selandia Baru menegaskan diri sebagai pelopor kemitraan inovatif di abad ke-21.

"Peningkatan hubungan bilateral kami menjadi CSP menegaskan kedalaman dan kekuatan berkelanjutan dari kemitraan kami di berbagai bidang, termasuk ketahanan rantai pasok, sebagaimana ditunjukkan melalui penyelesaian substantif Agreement on Trade in Essential Supplies (AOTES). Bersama mitra kami di Selandia Baru, kami akan terus bekerja untuk mewujudkan prioritas ini sambil mengeksplorasi bidang kerja sama baru," ungkap Grace Fu.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks