![]() |
| cover | topik.id |
Laporan Google terbaru menunjukkan hampir 60% orang mengalami penipuan dalam setahun terakhir, tanda jelas bahwa modus penipuan terus berevolusi dan menjangkau lebih banyak korban. Akses luas ke teknologi maju membuat tak hanya kuantitas penipuan meningkat, melainkan kualitasnya lebih meyakinkan, lebih terpersonalisasi, dan lebih sulit dibedakan dari komunikasi asli.
Beberapa tahun lalu, tanda-tanda email phishing relatif sederhana, tata bahasa kacau, lampiran mencurigakan, atau permintaan yang tidak biasa. Sekarang tekniknya jauh lebih rumit, pelaku memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membuat email, suara, dan bahkan video yang tampak otentik. Deepfake, cloning suara, dan rekayasa sosial memungkinkan penipu meniru orang yang dikenal korban sehingga jebakan terasa sangat meyakinkan.
"Ancaman penipuan dan kecurangan daring merupakan kenyataan yang selalu ada di dunia kita yang serba terhubung, dan jumlah penipuan terus meningkat. Hampir 60% orang di dunia telah mengalami penipuan dalam setahun terakhir," tulis Google di laman resminya, seperti dilansir Kamis (16/10/2025).
Perubahan lanskap ini menuntut pendekatan baru dari sisi perlindungan dan kesadaran pengguna. Mengandalkan insting semata atau cek visual sederhana sering kali tak lagi cukup, dibutuhkan fitur keamanan yang lebih canggih dan kebiasaan digital yang lebih teliti.
Banyak platform, termasuk layanan email populer, terus mengembangkan lapisan proteksi otomatis untuk memfilter dan menandai konten berbahaya, tetapi peran pengguna tetap penting.
"Meskipun peningkatan konektivitas memang telah memicu peningkatan penipuan ini, pergeseran yang lebih besar adalah akses yang luas ke teknologi mutakhir membuat penipuan semakin meyakinkan dan berbahaya daripada sebelumnya," jelasnya.
Beberapa tahun yang lalu, mengenali email phishing berarti mencari tanda-tanda seperti kesalahan tata bahasa atau lampiran yang aneh. Kini, orang-orang secara rutin menghadapi upaya phishing rumit yang menggunakan teknik seperti kloning suara, deepfake, dan rekayasa sosial untuk peniruan identitas yang meyakinkan.
"Itulah sebabnya kami terus berinovasi dan meluncurkan fitur keamanan baru yang terintegrasi dalam produk kami. Di dunia di mana konten berbahaya hampir tidak dapat dibedakan dari konten asli, fitur dan inisiatif ini dirancang untuk membantu Anda menghindari penipuan sepenuhnya, atau mendeteksinya sebelum menimbulkan bahaya," ungkapnya.
Google merincikan, cara termudah untuk menghindari penipuan email adalah dengan memanfaatkan perlindungan yang ada di Gmail, terlepas platform yang digunakan, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat menerima email.
- Waspadalah terhadap email dari orang asing
- Pikirkan dua kali tentang permintaan yang mendesak
- Verifikasi alamat email pengirim
- Periksa domain yang mirip
- Arahkan kursor sebelum mengklik tautan
- Abaikan pengaturan ulang kata sandi yang tidak dikirimkan
Dengan menggabungkan fitur keamanan bawaan dari layanan email dan kewaspadaan dalam membaca setiap pesan, pengguna dapat menangkal modus penipuan yang semakin canggih di era digital sekarang.
