Perseteruan Tiongkok-AS memanas, perang dagang teknologi meluas

Perusahaan Tiongkok di sektor chip, kecerdasan buatan, dan komunikasi sering menjadi sasaran pembatasan ekspor oleh AS.

author photo
A- A+
Presiden Xi Jinping - Presiden AS Donald Trump | cov: topik.id

Ketegangan kembali meningkat antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) setelah pemerintah AS menambahkan 16 perusahaan asal Tiongkok ke dalam daftar entitas yang tunduk pada pengendalian ekspor. Kebijakan ini memicu reaksi keras dari pihak Tiongkok yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk tekanan ekonomi yang berlebihan dan tidak berdasar. Hubungan kedua negara kembali memanas, terutama di sektor teknologi dan perdagangan global.

Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan penolakan tegas terhadap keputusan tersebut. Dalam pernyataannya, Tiongkok menuduh AS telah melampaui batas dengan menggunakan alasan keamanan nasional untuk menekan perusahaan asing. Menurut Tiongkok, langkah seperti ini tidak hanya menyalahi prinsip perdagangan bebas, tetapi juga menunjukkan sikap proteksionis yang semakin kuat dari pihak AS.

"Amerika Serikat secara konsisten telah melampaui batas konsep keamanan nasional, menyalahgunakan langkah-langkah pengendalian ekspor, dan secara sewenang-wenang menjalankan yurisdiksi jangka panjang, dengan menjatuhkan sanksi yang sangat keras terhadap banyak entitas, termasuk entitas dari Tiongkok," ujar juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam sebuah pernyataan resminya, seperti dilansir Sabtu (11/10/2025).

AS beralasan bahwa kebijakan itu dibuat untuk melindungi keamanan nasional dan mencegah penyalahgunaan teknologi sensitif. Namun, Tiongkok menilai dalih semacam itu sudah menjadi pola lama yang digunakan untuk membatasi kemajuan industri dan teknologi dalam negerinya. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan Tiongkok di sektor chip, kecerdasan buatan, dan komunikasi sering menjadi sasaran pembatasan ekspor oleh AS.

Tiongkok menilai bahwa kebijakan tersebut bukan sekadar menyasar entitas bisnis, tetapi juga bagian dari upaya sistematis untuk memperlambat pertumbuhan teknologi nasionalnya. Dengan menutup akses terhadap teknologi dan komponen penting dari luar negeri, AS dinilai sedang berusaha mempertahankan dominasi ekonominya. Persaingan antara kedua negara kini semakin tajam di bidang semikonduktor, energi, dan sistem komunikasi.

Dalam pernyataannya, juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebut langkah AS itu merugikan hak dan kepentingan sah perusahaan serta mengganggu stabilitas rantai pasok global. Tiongkok menilai kebijakan sepihak seperti ini bisa memicu efek berantai terhadap ekonomi dunia yang saling bergantung. Jika berlanjut, bukan tidak mungkin negara lain juga terkena imbas dari ketegangan tersebut.

"Langkah terbaru ini sangat merugikan hak dan kepentingan sah perusahaan serta mengganggu keamanan dan stabilitas rantai industri dan pasokan global," ujar juru bicara tersebut.

Pemerintah Tiongkok menegaskan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan perusahaannya. Walau belum menjelaskan bentuk langkah tersebut, pengamat memperkirakan kemungkinan adanya kebijakan balasan, termasuk pembatasan terhadap perusahaan AS di Tiongkok atau tindakan serupa di sektor perdagangan dan investasi. Tiongkok ingin menunjukkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam menghadapi tekanan ekonomi.

Langkah AS kali ini menambah panjang daftar gesekan antara kedua negara. Setelah perang dagang yang sempat memanas beberapa tahun lalu, kini pertarungan meluas ke sektor teknologi tinggi dan keamanan digital. Upaya untuk mencari titik kompromi tampaknya semakin sulit karena kedua pihak sama-sama ingin mempertahankan posisi strategisnya di kancah global.

"Tiongkok akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah entitas Tiongkok," tutupnya.

Trump umumkan tarif ekspor Tiongkok ke AS 100%.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan menaikkan tarif ekspor China ke AS hingga 100 persen, kekesalan Trump kepada Tiongkok gegara memberlakukan kontrol ekspor pada mineral tanah jarang yang menjadi komponen penting dalam teknologi modern.

"Mulai 1 November 2025 (atau lebih cepat, tergantung pada tindakan atau perubahan lebih lanjut yang diambil oleh China), Amerika Serikat akan mengenakan tarif 100 persen kepada Tiongkok, di atas Tarif apa pun yang saat ini mereka bayarkan," tulis Trump di platform Truth Social-nya.

"Juga pada 1 November, kami akan memberlakukan Kontrol Ekspor pada semua perangkat lunak penting," tambahnya.

Selain itu, dalam unggahan terpisah, Trump menegaskan langkah China dalam membatasi ekspor logam tanah jarang membuatnya tidak lagi memiliki alasan untuk bertemu Xi Jinping dalam APEC yang akan berlangsung di Korea akhir bulan ini.

"Beberapa hal yang sangat aneh sedang terjadi di China! Mereka menjadi sangat bermusuhan," kesalnya.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks