![]() |
| Kantor resmi Europol, Eisenhowerlaan 73, 2517 KK Den Haag, Belanda | dok: Europol |
European Union Agency for Law Enforcement Cooperation (Europol), Badan Polisi Uni Eropa melaporkan hasil operasi investigasi 'Pekan Patroli Siber Kejahatan Kekayaan Intelektual' yang berlangsung pada 10–14 November 2025. Operasi ini menyasar layanan pembajakan digital yang semakin canggih dan kini didanai lewat kripto. Total lebih dari EUR 47 juta dalam aset kripto berhasil dilacak dalam rangkaian penyelidikan ini.
Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Europol, EUIPO, dan Kepolisian Nasional Spanyol, serta diselenggarakan langsung di kantor pusat EUIPO di Alicante. 30 penyidik menggunakan teknik OSINT dan perangkat investigasi daring modern. Fokus utama adalah mengidentifikasi layanan yang berpotensi melanggar kekayaan intelektual.
"Sebanyak 30 penyidik berpartisipasi dalam operasi yang diselenggarakan di kantor pusat EUIPO di Alicante, Spanyol. Mereka menggunakan Teknik Intelijen Sumber Terbuka (OSINT) canggih dan perangkat investigasi daring mutakhir untuk mengidentifikasi potensi pelanggaran kekayaan intelektual," tulis Europol dalam keterangan tertulisnya kepada topik.id, diterima Kamis (20/11/2025).
Selama operasi, penyidik berhasil menargetkan 69 lokasi digital dan merujuk 25 layanan IPTV ilegal ke penyedia kripto untuk dilakukan gangguan. Selain itu, terdapat 44 lokasi tambahan yang masuk fase investigasi. Total lalu lintas dari situs-situs yang ditargetkan diperkirakan mencapai lebih dari 11,8 juta kunjungan per tahun.
Tim juga menelusuri berbagai aliran dana yang terkait dengan operasi pembajakan tersebut. Mereka menemukan sekitar USD 55 juta atau lebih dari EUR 47 juta dalam bentuk kripto yang mengalir melalui jaringan akun terhubung dengan layanan ilegal. Sebagian kasus kini memasuki penyelidikan lanjutan oleh berbagai instansi.
"Lalu lintas gabungan untuk 69 situs yang ditargetkan diperkirakan mencapai sekitar 11.821.006 pengunjung tahunan. Para penyelidik melacak mata uang kripto senilai sekitar USD 55 juta (lebih dari EUR 47 juta) melalui berbagai akun yang terkait dengan layanan-layanan ini. Beberapa layanan masih dalam penyelidikan lanjutan oleh entitas publik dan swasta," ungkap Europol dalam laporan itu.
Operasi ini dinilai sebagai tren meningkatnya penggunaan mata uang kripto oleh pelaku kejahatan untuk menerima pembayaran. Mereka menganggap kripto mampu memberikan anonimitas lebih tinggi. Untuk menjawab taktik ini, penyidik melakukan pembelian layanan dengan kripto demi mengidentifikasi pelaku dan melacak aliran dana.
Pendekatan tersebut membuat penegak hukum dapat menyerang sumber pendapatan para “pembajak digital”. Dengan menutup akun kripto milik layanan ilegal, aliran dana bisa diputus dan dampak ekonomi kriminal dapat ditekan. Langkah ini penting untuk melindungi kreator serta stabilitas ekonomi digital.
Lebih dari 15 negara dan mitra swasta terlibat dalam inisiatif ini, memperkuat kolaborasi internasional melawan kejahatan kekayaan intelektual. Operasi ini juga menjadi ruang berbagi praktik, teknologi, dan strategi baru. Europol menegaskan bahwa upaya lintas batas seperti ini sangat penting untuk menjaga keamanan digital di seluruh Eropa.
"Komitmen Uni Eropa terhadap strategi terpadu lintas batas yang menempatkan kolaborasi internasional dan inovasi teknologi sebagai pilar utama. Dengan bekerja sama, kejahatan kekayaan intelektual dalam lanskap digital global dapat diantisipasi dan ditangani dengan lebih baik," tutup dalam laporan tersebut.
