Terkuak! perdagangan manusia lintas negara, modus lover boy

Sebanyak 29 tersangka ditangkap dalam penggerebekan terkoordinasi yang berlangsung sepanjang November 2025.

author photo
A- A+
cover | topik.id

Europol melaporkan dua operasi besar yang menargetkan jaringan perdagangan manusia lintas negara yang beroperasi di seluruh Eropa dengan modus 'lover boy' lewat media sosial (medsos). 

Sebanyak 29 tersangka ditangkap dalam penggerebekan terkoordinasi yang berlangsung sepanjang November 2025. Operasi ini juga menyelamatkan puluhan korban dan menyita aset bernilai tinggi.

Operasi pertama melibatkan Prancis dan Spanyol dalam upaya membongkar jaringan perdagangan manusia asal Tiongkok. Kelompok ini diketahui mengoperasikan jaringan eksploitasi seksual lintas negara melalui modus sewa apartemen jangka pendek. Sistem yang dikenal sebagai 'tur seks' ini telah berjalan selama bertahun-tahun.

Europol merincikan, pada hari aksi 4 November, otoritas kedua negara melakukan 15 penggeledahan, menemukan 37 korban, serta menangkap 10 tersangka. Selain itu, aparat menyita uang tunai, rekening bank, ponsel, barang mewah, hingga kendaraan yang terkait operasi kriminal. Europol mendukung penuh melalui pertukaran informasi dan analisis data.

Jaringan tersebut merekrut perempuan Tiongkok melalui pusat panggilan di beberapa negara dengan janji pekerjaan atau penghasilan tinggi. Beberapa korban mengetahui risiko prostitusi, namun tidak diberi informasi tentang kondisi eksploitatif yang sebenarnya. Sebagian lainnya dibohongi dengan tawaran pekerjaan legal sebelum dipaksa melakukan eksploitasi seksual.

"Kelompok kriminal terorganisir ini menggunakan berbagai metode perekrutan, terutama menyasar perempuan Tionghoa melalui pusat panggilan yang berbasis di Tiongkok, Spanyol, dan Prancis. Beberapa korban direkrut di Tiongkok dan menyadari bahwa mereka akan terlibat dalam prostitusi, tetapi disesatkan tentang kondisi eksploitatif yang menanti mereka," tulis Europol dalam keterangan tertulisnya, diterima redaksi topik.id, Sabtu (29/11/2025).

Penargetan daring.

Operasi kedua menargetkan kelompok kriminal asal Rumania yang telah beroperasi lebih dari dua dekade. Kelompok ini mengeksploitasi gadis-gadis muda dengan teknik manipulatif “lover boy”, sebelum memaksa mereka bekerja sebagai pekerja seks komersial di Roma, Italia. Keluarga pelaku memiliki jaringan kuat hingga Albania.

Dalam beberapa situasi, penipuan "love boy" dimulai di internet dan situs media sosial. Pelaku mencari informasi pribadi calon korban di akun media sosial mereka. Ini termasuk tingkat pendidikan, ikatan keluarga, indikasi status ekonomi, dan jaringan pertemanan.

Pada 18 November, otoritas Italia dan Rumania melakukan 25 penggeledahan dan menangkap 19 tersangka. Aset bernilai tinggi seperti properti, mobil mewah, perhiasan, hingga senjata disita sebagai barang bukti. Selama penyelidikan, kelompok ini diperkirakan meraup keuntungan sekitar EUR 1,7 juta.

"Jaringan kriminal ini menggunakan teknik 'lover boy' untuk merekrut dan merayu korban, seringkali dimulai sejak usia muda, dan memaksa mereka menjadi pekerja seks komersial di Roma. Dalam kurun waktu penyelidikan saja, jaringan kriminal ini diduga telah meraup keuntungan sekitar EUR 1,7 juta," ungkap Europol.

Europol dan Eurojust memfasilitasi penyelidikan melalui kerja sama lintas negara dan dukungan operasional. Dua operasi ini menegaskan ancaman berkelanjutan perdagangan manusia sebagai bentuk perbudakan modern yang melanggar martabat manusia. 

Europol menekankan kolaborasi internasional menjadi kunci untuk melindungi korban dan menindak pelaku secara efektif. Perdagangan manusia seringkali bersifat internasional dan korbannya terdiri dari kedua jenis kelamin, segala usia, dan latar belakang. 

"Perdagangan manusia merupakan bentuk perbudakan modern. Perdagangan manusia seringkali bersifat internasional dan korbannya terdiri dari kedua jenis kelamin, segala usia, dan latar belakang. Oleh karena itu, penting untuk melihat melampaui stereotip, sehingga kita dapat mengidentifikasi mereka yang mungkin berisiko dan mengenali tanda-tanda peringatannya," tutup Europol dalam laporan resminya.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks