![]() |
| Elon Musk | cover: topik.id |
Elon Musk memicu perdebatan politik setelah mengunggah pernyataan kontroversial di platform X. Ia menuding kelompok kiri radikal memanfaatkan program pemerintah secara curang untuk mendatangkan dan mempertahankan imigran, baik ilegal maupun legal.
Menurut Musk, strategi tersebut bertujuan memenangkan pemilihan umum dan mengubah Amerika Serikat menjadi negara satu partai. Ia menilai langkah itu berpotensi menggerus fondasi demokrasi yang selama ini dijunjung tinggi.
"Kelompok kiri radikal telah lama menggunakan program-program pemerintah yang curang untuk mengimpor dan mempertahankan sejumlah besar imigran ilegal (dan legal, dalam beberapa kasus) guna memenangkan pemilihan dan mengubah Amerika menjadi negara satu partai, menghancurkan demokrasi sejati apa pun," tulis Elon Musk di akun personalnya, seperti dikutip topik.id, Minggu (28/12/2025).
Musk juga menekankan bahwa penggunaan uang pajak dalam program-program tersebut jarang disadari publik. Semakin ditelusuri, kata dia, semakin mengkhawatirkan dampaknya terhadap hak suara warga negara.
Dalam unggahannya, Musk menyebut bahwa jika praktik ini tidak dihentikan, suara pemilih berisiko kehilangan arti. Ia menggambarkan situasi itu sebagai ancaman serius terhadap demokrasi sejati.
The radical left has been using fraudulent government programs for a long time to import and retain vast numbers of illegal (and legal, in some cases) immigrants to win elections and turn America into a single-party state, destroying any real democracy.
— Elon Musk (@elonmusk) December 27, 2025
The more you look at it,…
"Semakin Anda menelaahnya, semakin Anda akan merasa ngeri dengan apa yang dilakukan uang pajak Anda dan kenyataan bahwa, jika ini tidak dibalikkan, suara Anda tidak akan berarti apa-apa," ungkapnya.
Sebagai contoh, Musk menyoroti Minnesota yang kini memiliki blok pemilih Somalia cukup besar. Ia mengklaim kondisi itu berperan dalam terpilihnya Ilhan Omar sebagai anggota Kongres AS.
Ia menambahkan bahwa secara historis Minnesota tidak memiliki populasi Somalia yang signifikan. Namun, perubahan demografi tersebut, menurut Musk, terjadi melalui kebijakan yang disengaja.
"Contoh kasus yang paling jelas adalah blok pemilih Somalia di Minnesota, sebuah negara bagian yang secara historis tidak memiliki satu pun warga Somalia, yang memilih Ilhan Omar untuk menjadi anggota Kongres AS," bebernya.
Lebih jauh, Musk menilai pola serupa tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Ia menyebut Eropa, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru mengalami dinamika politik yang sejalan dengan fenomena tersebut.
"Hal yang sama terjadi di Eropa, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru," tutup Musk dalam postingan itu.
.png)