![]() |
| Kantor Europol, Eisenhowerlaan 73, 2517 KK Den Haag, Belanda | dok: Europol |
Europol merilis laporan terbaru berjudul The Unmanned Future(s) yang membahas dampak robotika dan sistem tanpa awak terhadap penegakan hukum di Eropa. Dokumen yang dikembangkan oleh Europol Innovation Lab ini menilai bagaimana teknologi tersebut mengubah lanskap keamanan publik. Laporan itu juga menyoroti peluang serta tantangan besar yang muncul dari adopsi sistem nirawak.
Seiring pesatnya perkembangan teknologi, penggunaan drone dan robot kini meluas ke sektor penegakan hukum. Teknologi ini menawarkan peningkatan kewaspadaan, keselamatan, serta efektivitas operasional pada berbagai situasi kritis. Namun, penyebaran sistem tanpa awak yang semakin luas juga membuka ancaman baru dan memerlukan respons regulasi yang tepat.
Direktur Eksekutif Europol, Catherine De Bolle, menegaskan bahwa integrasi sistem tanpa awak dalam aktivitas kriminal telah dimulai. Ia memperingatkan bahwa penjahat dan teroris akan memanfaatkan teknologi ini dengan cara yang lebih canggih di masa depan. Karena itu, lembaga penegak hukum harus bergerak cepat untuk memahami risiko sekaligus menjunjung tinggi kepercayaan publik dan hak asasi.
"Integrasi sistem tanpa awak ke dalam kejahatan sudah ada di sini, dan kita harus bertanya pada diri sendiri bagaimana penjahat dan teroris mungkin menggunakan drone dan robot beberapa tahun mendatang. Sebagaimana internet dan ponsel pintar menghadirkan peluang sekaligus tantangan yang signifikan, teknologi ini pun akan demikian," kata Catherine dalam pernyataan persnya yang diterima redaksi topik.id, Senin (8/12/2025).
Laporan tersebut juga menyoroti konflik internasional, termasuk perang agresi Rusia terhadap Ukraina, sebagai pendorong percepatan inovasi sistem nirawak.
Pengalaman dari medan perang memberikan wawasan operasional berharga yang dapat diaplikasikan pada konteks kepolisian sipil. Hal ini membantu lembaga di Eropa mempersiapkan strategi yang lebih adaptif dan antisipatif.
Europol menemukan bahwa sistem tanpa awak kini makin terjangkau dan serbaguna, digunakan untuk tugas pemantauan, pemetaan TKP, pencarian dan penyelamatan, hingga penjinakan bahan peledak.
Meski potensinya besar, terdapat hambatan teknis seperti otonomi terbatas dan ketergantungan pada pemasok industri. Selain itu, kekosongan pedoman regulasi menambah kompleksitas dalam penerapan teknologi tersebut.
Ancaman keamanan turut menjadi sorotan, karena kelompok kriminal dan teroris telah menggunakan drone untuk penyelundupan, pengawasan, maupun serangan.
Aksesibilitas tinggi terhadap perangkat ini memunculkan risiko yang memerlukan pengawasan ketat. Oleh karena itu, penguatan kerangka hukum menjadi kebutuhan mendesak agar penyalahgunaan dapat dicegah.
"Laporan terbaru kami dari Lab Inovasi Europol mengeksplorasi lingkungan operasional masa depan bagi lembaga penegak hukum Eropa dan menyarankan tindakan yang diperlukan saat ini untuk memerangi kejahatan secara efektif sekaligus menjunjung tinggi kepercayaan publik dan hak-hak asasi di masa mendatang," ungkap Catherine.
.png.webp)