![]() |
| cover | topik.id |
OpenAI mengungkap temuan penting bahwa 87% pekerja IT kini dapat menyelesaikan masalah teknis dengan lebih cepat berkat penggunaan artificial intelligence (AI). Klaim ini muncul dari hasil survei terbaru, menghitung dampak AI terhadap produktivitas lintas sektor. Hasilnya menunjukkan adopsi yang semakin kuat di lingkungan kerja modern.
Di seluruh perusahaan yang disurvei, pekerja melaporkan peningkatan kecepatan sekaligus kualitas hasil kerja setelah mengintegrasikan AI dalam proses harian. Para pekerja mengaku mampu menghemat 40–60 menit per hari, sementara pengguna aktif menghemat lebih dari 10 jam per minggu. Efek efisiensi ini terasa di berbagai departemen.
"Di seluruh perusahaan yang disurvei, 75% pekerja melaporkan bahwa penggunaan AI di tempat kerja telah meningkatkan kecepatan maupun kualitas hasil kerja mereka. Pekerja melaporkan penghematan 40-60 menit per hari, dengan pengguna aktif melaporkan lebih dari 10 jam per minggu," tulis OpenAI dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Selasa (9/12/2025).
Dalam bidang pemasaran dan produk, 85% pekerja menyatakan bahwa AI membantu mempercepat eksekusi kampanye. Hal ini memperkuat peran AI dalam mendorong strategi pemasaran berbasis data yang lebih gesit. Transformasi serupa juga terlihat pada pola kerja tim produk.
Profesional SDM juga mendapat manfaat signifikan, dengan 75% di antaranya melaporkan peningkatan keterlibatan karyawan melalui penggunaan AI. Tools berbasis AI mempermudah analitik tenaga kerja dan personalisasi komunikasi internal. Dampaknya menciptakan pengalaman karyawan yang lebih adaptif.
Sementara itu, 73% insinyur mengaku kecepatan pengiriman kode meningkat setelah mengandalkan AI dalam proses pengembangan. Dari debugging hingga pembuatan modul baru, mereka mengalami percepatan yang konsisten. Ini memperlihatkan AI sebagai asisten teknis yang semakin matang.
Temuan menarik lain menunjukkan bahwa AI tidak hanya mempercepat pekerjaan, melainkan membuka peluang baru. Pesan terkait pengkodean dari pekerja non-teknis meningkat 36%, menandakan penetrasi kompetensi baru yang difasilitasi AI. Ini menunjukkan batasan peran tradisional mulai memudar.
"Yang terpenting, AI tidak hanya membantu orang mengerjakan pekerjaan yang sama dengan lebih cepat—tetapi juga memungkinkan orang mengerjakan jenis pekerjaan baru," ungkap OpenAI.
Sebanyak 75% pengguna melaporkan kemampuan menyelesaikan tugas yang sebelumnya berada di luar kemampuan mereka. AI mempersempit kesenjangan antara niat dan eksekusi dengan membantu siapa pun menerjemahkan ide menjadi keluaran konkret. Peran AI semakin terlihat sebagai penggerak inovasi personal di tempat kerja.
"AI mempersempit kesenjangan antara niat dan eksekusi. Individu dapat menerjemahkan ide menjadi keluaran konkret, terlepas dari spesialisasi atau keahlian teknis mereka," jelas OpenAI.
