![]() |
| cover | topik.id |
Laporan terbaru Perplexity menemukan bahwa 57% aktivitas agen AI justru berkaitan dengan pekerjaan kognitif, bukan sekadar tugas ringan. Pengguna tidak hanya meminta jawaban sederhana, melainkan memanfaatkan AI untuk berpikir, menganalisis, dan menyintesis informasi. Temuan ini membalik asumsi bahwa agen AI hanya berfungsi sebagai asisten digital.
Dari seluruh tugas yang dianalisis, 36% termasuk kategori produktivitas dan alur kerja, sedangkan 21% digunakan untuk pembelajaran dan penelitian. Ini menunjukkan bahwa agen AI semakin melekat pada proses kerja yang bernilai tinggi. Pengguna memakainya untuk menguatkan kapasitas profesional maupun akademik.
"Kami menemukan bahwa 57% dari semua aktivitas agen berfokus pada pekerjaan kognitif. 36% dari tugas-tugas yang paling umum diklasifikasikan sebagai tugas produktivitas dan alur kerja, dengan 21% lainnya diklasifikasikan sebagai pembelajaran dan penelitian," tulis Perplexity dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Kamis (11/12/2025).
Contoh konkret terlihat pada beragam profesi. Profesional pengadaan memakai Comet Assistant untuk menelusuri studi kasus sebelum memutuskan vendor. Mahasiswa menggunakan agen untuk memahami materi kuliah, sedangkan pekerja keuangan mengandalkan AI untuk menyaring opsi saham dan menganalisis data investasi. AI menangani pekerjaan awal sehingga manusia bisa fokus pada keputusan akhir.
Data ini menguatkan bahwa pengguna tidak menghindari kerja, namun ingin melakukan kerja yang lebih baik. Agen AI berperan sebagai “mitra berpikir” yang memperluas kemampuan manusia menghadapi tugas sulit. Kebutuhan ini selaras dengan tuntutan kerja modern yang makin kompleks dan berbasis informasi.
Tren penggunaan juga menunjukkan evolusi signifikan. Aktivitas pada hari pertama berbeda jauh dibanding hari ke-100. Pengguna baru biasanya memulai dengan pertanyaan ringan seperti rekomendasi film atau rencana liburan. Namun, kebiasaan itu cepat bergeser menuju penggunaan yang lebih produktif.
"Salah satu pola yang paling mengungkapkan dalam studi ini adalah perjalanan pengguna. Cara Anda menggunakan agen pada Hari 1 jarang sama dengan cara Anda menggunakannya pada Hari 100," ungkap Perplexity.
Transisi pertanyaan menegaskan daya tarik kuat ke arah produktivitas. Setelah seseorang merasakan manfaat agen AI untuk men-debug skrip Python atau merangkum laporan keuangan, mereka jarang kembali memakai AI untuk hal remeh. Kategori produktivitas dan alur kerja mencatat tingkat retensi tertinggi di seluruh kelompok pengguna.
Perkembangan ini mengingatkan pada era awal komputer pribadi. Awalnya dijual untuk kebutuhan sederhana, komputer kemudian menjadi penting karena aplikasi produktivitas seperti spreadsheet dan pengolah kata. Agen AI hari ini sedang mengikuti pola yang sama—bertransformasi dari alat eksperimental menjadi mesin utilitas utama.
"Hal ini mencerminkan masa-masa awal komputer pribadi. Komputer sering dijual sebagai alat untuk manajemen resep atau permainan, tetapi menjadi sangat diperlukan karena adanya spreadsheet dan pengolah kata. Agen AI mengikuti lintasan yang sama," beber Perplexity.
